SAMPIT – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menaruh harapan besar pada Musyawarah Olahraga Kabupaten Luar Biasa (Musorkablub) Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kotim yang akan digelar 11–12 Juli 2025 mendatang. Musyawarah ini dinilai sangat penting dalam upaya menjaga prestasi olahraga daerah, terutama menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalteng 2026.
Kepala Dispora Kotim Wiyono menyampaikan bahwa masa pengambilan formulir pendaftaran calon Ketua KONI Kotim resmi berakhir. Ada 10 orang yang mendaftar.
"Ini menunjukkan bahwa demokrasi dalam tubuh olahraga kita berjalan dengan baik. Antusiasme masyarakat untuk ikut bertanggung jawab dalam memajukan olahraga sangat tinggi," ujarnya.
Menurutnya, momentum pemilihan ini tidak sekadar memilih ketua baru, melainkan juga bagian dari strategi besar daerah dalam mempertahankan gelar juara umum Porprov yang sebelumnya diraih Kotim.
"Kita laksanakan musyawarah ini karena waktu persiapan Porprov sangat pendek. Ketua KONI terpilih harus segera bekerja dan melakukan pelatihan atlet mulai tahun 2025. Harapan kami, ini bisa didukung lewat anggaran perubahan," tegas Wiyono.
Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pengurus KONI dengan Dinas Pemuda dan Olahraga, sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah dalam pembinaan olahraga.
“Dispora siap berkolaborasi, mengayomi semua cabang olahraga yang ada di Kotim, agar prestasi atlet semakin maksimal, baik di level provinsi maupun nasional,” tambahnya.
Lebih jauh Wiyono berharap Ketua KONI Kotim terpilih nantinya membentuk struktur organisasi yang diisi generasi muda. Komposisi ideal menurutnya adalah 60 persen anak muda dari generasi Z dan generasi X.
"Sebagian besar atlet kita berusia di bawah 25 tahun. Jika pengurusnya sebaya, mereka akan lebih mudah membangun komunikasi dan kolaborasi. Apalagi generasi muda ini akrab dengan teknologi, yang sangat membantu dalam perencanaan program dan pengelolaan sarana olahraga," jelasnya.
Terkait proses seleksi, Wiyono berharap panitia bekerja profesional dan cermat. Dari 10 orang yang mendaftar, sesuai aturan hanya akan muncul maksimal tiga calon, atau 30 persen dari jumlah pendaftar.
“Mudah-mudahan panitia bisa mengawal proses ini dengan baik, sehingga pelaksanaannya nanti berjalan aman, lancar, dan kondusif,” pungkasnya. (yn/yit)