KUALA KURUN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas, Singong, mengimbau masyarakat yang memenuhi kriteria agar tidak ragu mendaftarkan anak-anak mereka ke Sekolah Rakyat. Program ini dinilai sangat membantu anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan akses pendidikan.
"Program Sekolah Rakyat sangat baik karena memberikan kesempatan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu untuk bersekolah. Jadi, jangan ragu untuk memanfaatkannya," kata Singong kepada wartawan, Minggu (12/10).
Saat ini, Sekolah Rakyat rintisan telah berjalan di Kabupaten Gunung Mas dengan jumlah peserta didik mencapai 100 orang. Ke depan, pemerintah daerah berencana membangun gedung permanen Sekolah Rakyat di Desa Tumbang Tambirah, Kecamatan Kurun.
"Jika pembangunan gedung permanen selesai, maka daya tampungnya akan meningkat," jelas Singong, yang juga merupakan anggota DPRD dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Legislator dari Daerah Pemilihan (Dapil) I yang meliputi Kecamatan Kurun, Mihing Raya, dan Sepang itu juga mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terpengaruh isu-isu negatif mengenai Sekolah Rakyat.
"Jangan terhasut oleh isu-isu yang tidak jelas. Program ini sangat bermanfaat bagi masa depan anak-anak. Pendidikan adalah investasi jangka panjang," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gunung Mas, Jhonson Ahmad, menjelaskan bahwa saat ini Sekolah Rakyat rintisan berada di Kota Kuala Kurun, memanfaatkan bangunan eks Hotel Gunung Mas dan gedung Dekranasda.
"Lokasi yang digunakan sudah memenuhi standar sebagai Sekolah Rakyat rintisan tahap 1C dan siap memberikan layanan pendidikan berkualitas untuk semua kalangan," ungkap Jhonson.
Berdasarkan hasil verifikasi, terdapat 100 peserta didik yang diterima, terdiri dari dua kelas untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) dan dua kelas untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dari jumlah tersebut, 53 peserta didik adalah laki-laki dan 47 perempuan.
"Para peserta dipilih dengan kriteria utama seperti putus sekolah, belum pernah sekolah, atau berisiko tinggi putus sekolah. Semua berasal dari wilayah Kabupaten Gunung Mas," pungkasnya.(arm/yit)