SAMPIT – Masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) diminta mewaspadai bencana kekeringan yang kemungkinan terjadi selama musim kemarau. Terutama bagi warga desa yang belum terjangkau PDAM atau pemasok air bersih lainnya. Bencana itu juga dikhawatirkan akan berdampak pada perekonomian masyarakat, khususnya yang mengandalkan hasil kebun.
”Bila kemarau terlalu lama, masyarakat akan kesulitan mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terlebih untuk masyarakat yang tinggal di desa yang belum ada PDAM,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Sutoyo, pekan lalu.
Pada tahun sebelumnya, bencana kekeringan juga meresahkan masyarakat. Terutama di kawasan selatan, seperti Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Saat kemarau, sumber air seperti sumur dan danau mengering, sementara sungai menjadi asin karena air laut yang mengalir ke sungai.
”Semoga masyarakat bisa belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sehingga mereka sudah mempersiapkan tempat-tempat penampungan air, seperti sumur, kolam, dan semacamnya,” katanya.
Sutoyo menambahkan, sejak jauh-jauh hari, pemkab dan BPBD sudah sering menyosialisasikan kepada masyarakat untuk antisipasi dini bencana kekeringan dengan membangun tempat penampungan air, seperti sumur, kolam, dan danau buatan. Dengan begitu, kekeringan lebih mudah teratasi. Masyarakat juga diimbau tidak sepenuhnya bergantung pada pemerintah.
”Kami mengharapkan kerja sama dari berbagai pihak untuk mencegah terjadinya kekeringan, begitu juga dalam hal penanggulangannya. Semuanya harus serius, jangan hanya mengandalkan satu pihak saja karena ini masalah bersama, masalah daerah, dan bahkan masalah negara,” pungkasnya. (vit/ign)