SAMPIT – Diduga telah menjual nama lembaga barisan pertahanan masyarakat adat dayak (Batamad) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Saparudin segera dipanggil secara intern kelembagaan. Tujuannya untuk mempertanyakan legalitas yang bersangkutan. Sebab, dia tidak terdaftar sebagai pengurus kelembagaan tersebut.

Wakil Kepala I Batamad Kotim Herino B Masal mengaku keberatan karena Saparudin diduga telah menjual nama Batamad, bahkan pihaknya telah melayangkan surat pemanggilan secara intern untuk mempertanggungjawabkan apa yang diperbuat karena menyeret nama Batamad mengenai perkara Ketua DAD Kotim Hamidan J Biring di Polres Kotim.

“Pemanggilan Saparudin secara intern kelembagaan itu untuk menanyakan legalitas, apa maksud dan tujuannya membawa nama Batamad, sedangkan Batamad dengan dewan adat dayak (DAD) itu satu kesatuan kelembagaan. Surat pemanggilan sudah kami sampaikan,” ucapnya, Selasa (9/8).

Dijelaskannya, sebelumnya Saparudin mendesak Polres Kotim mempercepat proses perkara Ketua DAD Kotim Hamidan J Biring. Mengenai hal tersebut Saparudin mengatasnamakan Sekretaris Batamad Kotim. Padahal, kata Herino, Saparudin tidak masuk pengurus, apalagi jabatannya sebagai Sekretaris Batamad Kotim.

”Apabila saat pemeriksaan nantinya ternyata legalitasnya tidak jelas, maka ini bisa diperkarakan dan masuk ranah hukum. Itu sama saja pencemaran nama baik dan kemungkinan bisa mengarah pada sidang adat (sanksi) dengan menghadirkan majelis hakim kerapatan perdamaian adat Dayak yang ditetapkan DAD Kotim,” ujarnya.

Menurutnya, semestinya Saparudin tidak mengatasnamakan Batamad terkait perkara yang dihadapi Ketua DAD Kotim Hamidan, karena itu sama saja menjual nama lembaga demi kepentingan pribadi. ”Kalau protes ke DAD Kotim mengatasnamakan pribadi silakan, tapi jangan bawa-bawa nama lembaga Batamad Kotim karena DAD dan Batamad Kotim satu kesatuan kelembagaan,” tandasnya. (co/ign)