SAMPIT – Program Keluarga Berencana (KB) kabupaten kotawaringin Timur, disebutkan telah melebihi target. Tingkat Contraceptive Prevalence Rate (CPR)nya, mencapai hingga 77 persen dari total pasangan usia subur (PUS).
”Kotim ini Termasuk berhasil program KB karena CPRnya itu mencapai 77 persen dan masuk kuadran IV, yaitu kuadran di mana peserta KB banyak dan tingkat kelahirannya sedikit,” jelas Kepala BPPKB Kotim, Rusmiati, Senin (7/11) lalu.
Dirinya bahkan menyebutkan bahwa Kotim selama beberapa tahun ini menjadi daerah urutan pertama yang menyumbang jumlah peserta aktif KB terbanyak di provinsi Kalteng. Pengguna KB aktif tersebar disemua kecamatan, dengan kecamatan Telawang sebagai pengguna KB aktif tertinggi dilihat dari target yang ditetapkan.
”Tertinggi di Kecamatan Telawang dengan persentasenya 122,88 persen, sementara paling rendah Kecamatan Cempaga Hulu. Alasan bisa berhasil itu karena peserta yang aktif memang tercover dan tidak terputus pasang penggunaan KBnya. Kadang-kadang ada juga yang pengguna pil pindah implan, mereka diberikan yang baru sehingga hilang keaktifannya,” imbuhnya.
Memang, lanjutnya, masih ada daerah dengan pencapaian CPR mencapai 80-90 persen. Tetapi hal tersebut harus dilihat pula dari kuadran mana daerah tersebut ditempatkan. Untuk kuadran I, itu pengguna KB tinggi tapi tingkat kelahiran banyak, kuadran II pengguna KB rendah dan tingkat kelahiran tinggi, kuadran III pengguna dan tingkat kelahiran sama-sama rendah, sementara kuadran IV pengguna KB banyak tingkat kelahiran sedikit. ”Kalau kuadran I,II, dan III itu bisa dibilang program KBnya meragukan atau tidak berhasil,” ucap Rusmiati.
---------- SPLIT TEXT ----------
Secara logika, lanjut dia, membuat semua orang mengikuti program KB itu tidak mungkin. Hal tersebut bisa dikarenakan budaya dan keyakinan yang dipegang masyarakat dan penilaian mereka dalam penggunaan KB. Sehingga mencapai target 100 persen pengguna KB sulit untuk dilakukan.
Sementara itu, untuk peserta KB baru, Rusmiati mengakui bahwa pihaknya masih belum bisa mencapai target. Saat ini, persentasenya hanya berkisar 60 persen saja. Alasannya, disebutkan Rsumiati, karena mereka diberi target yang cukup tinggi oleh pusat. Apalagi saat ini, mereka memusatkan perhatian mereka pada peserta KB aktif.
”Memang kalau kita melihat KB aktif dan KB baru, KB aktif kurang berhasil. Tapi kalau kita mengejar KB baru, nanti KB aktifnya tidak tercover. Saya bisa bikin laporan KB barunya saya targetkan sekian, tapi nanti peserta KB aktif jadi tak terlayani,” tandasnya. (sei/fin)