PALANGKA RAYA – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Tengah (Kalteng) mengimbau pasangan usia subur untuk tetap menggunakan kontrasepsi selama masa pandemi Covid-19.
Hal tersebut bertujuan untuk mengantisipasi ledakan angka kelahiran atau baby boom. Kepala BKKBN Kalteng Irzal menyebutkan, berdasarkan data jumlah pasangan usia subur se-Kalteng sebanyak 450 ribu lebih. Dari jumlah tersebut, pasangan usia subur yang menjadi peserta Keluarga Berencana (KB) aktif hanya 349 ribu lebih.
“Sehingga hal inilah yang harus dijaga, supaya peserta KB aktif ini tidak terjadi putus pakai menggunakan alat kontrasepsi. Kalau terjadi putus pakai, maka sembilan bulan kedepan akan lahir bayi-bayi baru, yang sekarang istilahnya baby boom,” katanya.
Kondisi pandemi Covid-19 menekankan semua masyarakat untuk tetap berdiam di rumah atau membatasi kegiatan di luar, dipredisikan akan menyebabkan angka kehamilan pada pasangan usia subur apabila tidak menggunakan kontrasepsi.
“Di kondisi pandemi ini, apabila pasangan usia subur berkumpul sesamanya selama dua sampai tiga kali dalam satu minggu, maka kemungkinan 15 persen terjadi kehamilan,” ucapnya.
Terkait hal tersebut, BKKBN terus mendorong penggunaan kontrasepsi di masa pandemi Covid-19 ini. Salah satunya dengan mamaksimalkan peran Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) untuk mengetahui data pasangan usia subur yang akan habis masa penggunaan kontrasepsinya.
“Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan, PLKB diperbolehkan mendistribusikan alat kontrasepsi kepada akseptor. Ya, tentunya tetap dengan pengawasan tenaga kesehatan,” katanya.
Irzal menegaskan, bahwa hal tersebut memang harus dioptimalkan karena pihaknya tidak memungkiri dengan kondisi sekarang ini akan sangat terbatas bagi pasangan usia subur untuk mendapatkan alat kontrasepsi.
Salah satu penyebabnya yakni, karena tenaga kesehatan sudah mulai mengatur jam buka praktik dan mengatur jarak serta jumlah yang ditangani tiap hari.
“Turun naik penggunaan alat kontrasepsi pasti ada. Namun penurunan itu tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap kehamilan. Tapi yang pasti kami tetap mendistribusikan alat kontasepsi dengan memaksimalkan tenaga penyuluh,” pungkasnya. (sho/fm)