SAMPIT – Perbaikan Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) Sampit setelah diobrak-abrik angin kencang pada Kamis (8/12) lalu, hingga sekarang belum ada kejelasan. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengungkapkan, total kerugian ditaksir mencapai Rp 25 juta.

”Belum tahu persisnya. Kalau melihat dari bagian yang rusak, kurang lebih Rp 25 juta, karena atap di ruang promosi juga jebol akibat tertimpa kalsiboard dari sarang walet yang terbang,” ujar Mudjiono, Selasa (13/12).

Mudjiono belum bisa memastikan kapan perbaikan gedung PPM dilaksanakan. Namun, karena lokasi tersebut untuk masyarakat bertransaksi, maka secepatnya akan dilakukan. ”Belum tahu, nanti menunggu petunjuk dari Bupati Kotim,” katanya.

Kejadian tersebut juga merusak jaringan listrik dan sempat terjadi pemadaman di sejumlah titik. Sebab, beberapa kabel terputus karena tertimpa pohon dan bangunan. Kepala PLN Rayon Sampit Ginter Theo Limin mengatakan, pihaknya belum menghitung total kerugian yang dialami.

”Kami masih belum sempat hitung. Saat ini masih fokus perbaikan (jaringan), karena banyak tempat. Tadi (Senin) malam baru selesai semua,” ucap Ginter.

Berkaitan dengan belasan kendaraan yang tertimpa material bangunan gedung walet, pemilik bangunan walet, H Basid, sudah bertemu dan menyelesaikan permasalahan secara kekeluargaan.

Kapolsek Ketapang AKP Edia Sutaata mengatakan, pihaknya ikut menyaksikan musyawarah yang dihadiri sekitar 14 orang pemilik kendaraan roda dua dan empat untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

”Pemilik sepeda motor yang tertimpa bangunan walet juga datang dalam bermusyawarah itu, karena semua pihak mengalami kerugian. Meskipun tidak menganti rugi sepenuhnya, pemilik bangunan walet tetap memberikan bantuan,” tutupnya. (mir/ign)