PANGKALAN BANTENG – Dalam 24 jam dua kecelakaan tunggal terjadi di Pangkalan Banteng. Laka lantas yang terjadi di dua tempat berbeda itu mengakibatkan dua orang luka ringan, dan seorang bocah SD tewas.
Kecelakaan pertama menimpa Abdul Zidan (10). Dia meninggal dengan cidera parah di sekujur tubuhnya. Kedua tangan dan kaki patah, serta kuat dugaan mengalami cidera kepala. Siswa SD Negeri 3 Karang Mulya ini mengalami kecelakaan karena sepeda motor modifikasi trail yang dikendarainya menghantam tembok salah satu pos kamling di Desa Karang Mulya Kecamatan Pangkalan Banteng, Rabu (19/7).
Korban diduga tak mampu mengendalikan laju sepeda motornya, saat akan berbelok di kawasan Jalan Cempedak. Motor korban tetap nyelonong lurus dan masuk ke dalam pos keamanan swakarsa itu. Motor yang dikendarai korban baru berhenti setelah menabrak dinding bagian dalam bangunan. Dinding pos berukuran sekitar empat meter persegi itu pun roboh.
Sebagian warga yang dibincangi koran ini mengaku bahwa mereka hanya mendengar suara raungan sepeda motor yang diduga melaju kencang, kemudian ada bunyi benturan keras.
”Cuma dengar suara motor saja, terus ada suara benturan. Saat saya datang sudah banyak warga warga lain di lokasi dan menemukan anak itu tergeletak di dalam pos kamling,” tutur warga.
Jalan kampung tersebut memang cukup lebar. Sedangkan pos kamling sejak lama memang berada tepat di tikungan. Kecelakaan terjadi karena sepeda motor korban lepas kendali akibat mekanisme gas motor macet sehingga laju motor bergerak liar.
”Setahu saya baru ini ada kecelakaan nabrak poskamling,” katanya.
Kecelakaan kedua terjadi di jalan Jenderal Ahmad Yani kilometer 72 Desa Sungai Pakit, Kecamatan Pangkalan Banteng, Rabu malam pukul 22.00 WIB. Satu unit mobil jenis Honda brio bernopol H 9168 GL. Kendaraan roda empat itu diduga hilang kendali dan oleng saat melintas di jalan beraspal mulus di kawasan komplek toko ponsel dan warung makan di desa tersebut.
Dua orang mengalami luka ringan. Mardi, sopir mobil nahas yang tinggal di Desa Karang Mulya itu hanya mengalami lebam-lebam di tubuh, terutama tangan dan kepala. Sedangkan Sukardi yang saat itu duduk di sebelahnya mengalami pembengkakan di kepala. Untuk memastikan kondisinya, dia dibawa ke RSSI Pangkalan Bun malam itu juga.
Mobil berwarna silver itu melaju kencang dari arah Amin Jaya (Sampit) menuju Karang Mulya (Pangkalan Bun) itu diduga melaju cukup kencang. Rikhwan, warga sekitar, mengaku mendengar suara mobil yang sedang ngebut, lalu mendengar suara ban berdecit cukup kencang.
”Saya lihat mobil oleng ke kanan, turun dari aspal. Mungkin saat itu sopir panik atau bagaimana, langsung banting setir ke kiri. Namun ternyata malah hilang kendali dan masuk parit dan menabrak tebing di dekat toko seberang jalan,” ujarnya.
Melihat kondisi kendaraan yang rusak parah, sebagian warga yang menolong sempat menganggap kedua korban tewas. Setelah dikeluarkan dari kendaraan ringsek itu, diketahui bahwa keduanya hanya pingsan. Saat proses evakuasi, warga juga mencium aroma minuman keras dari kedua tubuh lelaki yang berumur sekitar 28 tahun itu.
”Sempat dikira mati, tapi ternyata hanya pingsan. Ada yang bilang mereka mabuk. Namun saya tidak bisa memastikan. Kalau bau minuman keras memang semua warga menciumnya,” tambahnya.
Pantauan Radar Pangkalan Bun, hingga Kamis siang, bangkai kendaraan masih terlihat teronggok di bibir parit. Belum ada upaya untuk pemindahan dan tetap berada seperti kejadian malam sebalumnya. Hanya kendaraan sudah ditutup terpal. (sla/yit)