PANGKALAN BUN – Kabar merebaknya wabah kolera di Yaman ditanggapi serius Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat. Pasalnya, di negara yang berbatasan langsung dengan Arab Saudi itu telah ditemukan sekitar 322 ribu kasus kolera. Calon jamaah haji (CJH) Kobar diminta waspada.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Kobar Fachrudin mengatakan, saat berada di Arab Saudi, jamaah harus waspada, selalu menjaga kebersihan agar tidak mudah tertular penyakit yang mampu menyebabkan dehidrasi parah ini.
”Kolera lebih dari sekedar diare biasa. Ini dikenal masyarakat dengan muntaber. Akibatnya bisa membuat dehidrasi parah,” katanya.
Selain menjaga kebersihan diri, jamaah diminta selektif mengonsumsi makanan dan minuman di luar jatah yang berasal dari pemondokan. Pasalnya, makanan itu belum tentu terbebas dari bakteri penyebab kolera.
”Kalau makanan dari pemondokan sudah dijamin higienitasnya. Namun, kalau jamaah membeli makanan dan minuman di luar, kita tidak tahu seperti apa kondisinya dan itu bisa rawan tertular,” katanya.
Menurutnya, kolera mudah menyebar melalui makanan dan minuman (air). Penularan bisa saja terjadi dari jamaah asal negara yang saat ini sedang mengalami KLB kolera itu. Pihaknya juga meminta agar CJH tidak terlalu takut dengan warga Yaman, karena negara tersebut tidak mungkin meloloskan warganya melaksanakan ibadah haji bila sedang berpenyakit.
”Terkadang tanda-tanda awal dari orang yang terserang kolera tidak tampak. Namun, tak perlu takut bila bertemu dengan orang Yaman. Yang penting waspada dan jaga kebersihan,” katanya.
Meski demikian, para jamaah diharapkan tak cemas, karena tenaga kesehatan bagi jamaah haji selama di tanah suci sudah disiapkan pemerintah. Bahkan, di sana juga telah ada Rumah Sakit Haji Indonesia dengan tenaga medis yang mumpuni.
”Bila ada tanda-tanda terjangkit, segera ke petugas kesehatan agar cepat mendapatkan penanganan,” katanya.
Laporan dan tindak lanjut yang cepat, dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kematian akibat penyakit tersebut. ”Memang kalau sampai dehidrasi parah, bisa menyebabkan kematian. Itu biasanya terjadi jika lambat pertolongannya,” pungkasnya. (sla/ign).
WARNING: Semua informasi yang ada di website sampit.prokal.co adalah hak cipta penuh Harian Radar Sampit. Dilarang keras menjiplak atau menyalin semua informasi di website ini ke dalam bentuk dokumen apapun (untuk kepentingan komersil) tanpa seizin Radar Sampit. Pihak yang melanggar bisa dijerat UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan perubahannya dalam UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Like & Follow akun resmi Radar Sampit fanspage facebook: Radar Sampit Twiiter: radarsampit Instagram: radarsampitkoran