PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kalteng Yansen Binti tak terima dituding sebagai otak pelaku pembakaran sejumlah SD di Kota Palangka Raya. Dia mengaku merasa dirugikan terkait tudingan yang telah menyebar melalui berita di sebuah media online tersebut.

”Apa yang dimuat oleh media online tersebut tidak benar. Itu semua fitnah. Saya kaget tiba-tiba ada pemberitaan tanpa ada dasar yang jelas,” katanya, Selasa (22/8).

Menurutnya, dari pemberitaan tersebut, jelas menyebutkan institusi DPRD Kalteng dan inisial YB yang tak lain adalah dirinya sendiri. Sebab, di DPRD Kalteng tidak ada orang lain yang berinisial tersebut.

”Dalam pemberitaan disebut YB, itu artinya saya yang dituduh. Ada disebutkan DPRD Kalteng anggota Komisi C, padahal saya sebenarnya anggota Komisi B. Tapi, meski begitu, ini sudah mengarah ke saya dan sangat merugikan,” tegasnya.

Yansen akan melayangkan tuntutan. Dia menyerahkan tuduhan tersebut pada Dewan Adat Dayak (DAD) Kota Palangka Raya untuk kemudian diteruskan pada Damang agar menghakimi secara hukum adat Dayak.

”Kalau diselesaikan melalui sumpah adat Dayak, itu risikonya sudah jelas. Jadi, ini perlu kita lakukan, karena untuk membuktikan siapa yang salah, dia (media online, Red) atau saya. Saya berani menuntut karena saya tidak salah,” tegasnya.

Pria yang digadang-gadang akan maju dalan Pilkada Gunung Mas ini menegaskan, dia akan menempuh jalur yang berlaku karena pemberitaan itu telah membunuh karakternya.

Selain itu, Yansen juga akan menunjuk kuasa hukum untuk melaporkan pemberitaan tersebut ke Dirkrimsus Polda Kalteng. “Kalau nanti saya dipanggil untuk pemeriksaan, ya saya siap selama prosedurnya benar. Saya juga akan menyiapkan kuasa hukum saya untuk hal ini,” tegasnya.

Disinggung apakah pemberitaan yang menyudutkannya tersebut ada hubungannya dengan rencana pencalonannya pada pilkada Gunung Mas, Yansen tidak ingin berandai-andai, apalagi sampai menuduh pihak tertentu.

”Saya tidak mau menduga-duga, apalagi sampai bilang siapa-siapa. Saya tidak mau ini diarahkan ke politik pilkada. Intinya, sikapi saja secara jernih,” katanya.

Terkait penangkapan sejumlah tersangka kasus pembakaran SD, pria yang juga anggota Komisi B DPRD Kalteng ini membenarkan. Salah satu tersangka, NR, merupakan staf Gerdayak yang memegang penomoran surat keluar masuk, sekaligus keponakannya.

Selanjutnya, DD dan DY, orang yang dia percayai menjaga tanah dan lahan miliknya, serta sering ikut kerja lepas, sementara SY merupakan sopir pribadinya yang sering menemani melakukan perjalanan.

Terkait hal tersebut, pihak kepolisian dipersilakan menyelesaikan sesuai hukum yang berlaku. Bahkan, dia menegaskan, mendukung upaya kepolisian mengungkap kasus tersebut sampai dalang sebanarnya ditemukan.

”Hanya saja saya inginkan mereka yang diperiksa ini, apalagi ancamannya sampai tujuh tahun kurungan, harus didampingi kuasa hukum. Supaya tidak ada pemeriksaaan yang sifatnya menekan,” tegasnya.

Sementara itu, dalam video wawancara sejumlah wartawan dengan Yansen yang beredar, ketika ditanya apabila isu dan tudingan mengerucut padanya, Yansen menegaskan akan membela diri.

”Kami ada kuasa hukum, ada alibi. Dan kenapa mengarah ke saya. Buktinya apa? Apakah ada (rekaman) CCTV? Apakah ada bukti konkrit? Apakah ada pembicaraan saya yang memerintahkan pembakaran? Saya kira itu mengada-ada saja,” katanya. (sho/ign)