KASONGAN – Sejak lima hari terakhir, peredaran gas elpiji ukuran 3 kilogram makin sulit ditemukan, baik di toko kelontong maupun agen di Kasongan. Kelangkaan itu membuat masyarakat Kasongan mulai mengeluh, terutama kaum ibu rumah tangga.
Tini (38), warga Jalan Stroberi Kelurahan Kasongan Lama terpaksa memanfaatkan tungku kayu api untuk memasak. Pasalnya, sejak tiga hari terakhir dia tidak dapat menggunakan kompor akibat kehabisan gas elpiji.
"Pemilik toko juga tidak tahu kapan gas akan datang, karena memang gas elpiji 3 kilogram sedang kosong dari tingkat distributor," katanya.
Menurutnya, peredaran gas elpiji ukuran 12 kilogram masih banyak ditemukan di sejumlah toko. Namun, akibat keterbatasan biaya, dia enggan membeli.
"Kalau gas yang lain masih banyak, cuma gas 3 kilogram saja yang kosong. Mau ganti ke elpiji 12 kilogram, ternyata mahal sekali. Apalagi saya tidak punya tabungnya sendiri," ujarnya.
Sumitro (30), penjual nasi goreng di Kasongan Lama juga mengeluhkan langkanya gas elpiji dalam beberapa hari terakhir. Padahal, kebutuhan gas untuk menjalankan usahanya tidaklah sedikit.
"Satu tabung cuma cukup untuk satu atau dua hari saja. Kebetulan ini tabung terakhir, kalau habis ya terpaksa menggunakan minyak tanah. Konsekuensinya, akan lebih boros biaya," ujarnya.
Elta Warni (26), pengecer gas elpiji 3 kilogram menuturkan, sejak lima hari terakhir pasokan gas distributor dari Kota Palangka Raya ke toko kelontongnya mulai tersendat.
"Hampir puluhan orang tiap hari mencari gas, tapi mau bagaimana lagi kalau memang lagi kosong. Saya juga tidak tahu sampai kapan kondisi ini terjadi," imbuhnya. (agg/ign)