SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

PANGKALANBUN

Sabtu, 30 Desember 2017 15:02
Alhamdulillah...Bocah Penderita Marasmus Ikuti Pemulihan Gizi

Rujukan Dari RSUD Lamandau

MEMPRIHATINKAN: Pasien penderita marasmus saat menjalani perawatan di RSSI Pangkalan Bun.(JOKO HARDYONO/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN – Seorang bocah kecil yang sedang  menderita Marasmus, yakni Yani (6) terlihat terbaring lemah dengan selang infus di tangan, di salah satu ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun. Gambaran detak jantung anak ini nampak terlihat di vital sign monitor.

Diketahui, Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi yang buruk paling sering ditemui pada balita. Penyebabnya antara lain karena masukan makanan yang kurang sehat, infeksi, pembawaan lahir, prematuritas, penyakit masa neonatus serta kesehatan lingkungan.

Ayah tiri korban, Antonius Ato (42) menyampaikan, awalnya kondisi bocah tersebut sehat dan normal seperti anak pada umumnya. Namun, setelah ia pindah kerja di salah satu perusahaan di Buntok sebagai buruh, anaknya itu sering mengalami sakit-sakitan.

”Awalnya hanya diare saja, waktu diperiksa di sana tidak ada disebutkan penjelasan apa penyakitnya,” ujarnya saat dijumpai koran ini di rumah sakit, Jumat (29/12) kemarin.

Ato meneruskan, hingga saat ini selama korban dirawat di RSSI Pangkalan Bun pun, tidak mau makan, hanya minum air saja. Awal sakitnya tersebut sejak satu bulan yang lalu, yakni sering diare hingga badannya lemas dan hampir tidak ada dagingnya lagi.

”Sebelumnya hanya makan sedikit-sedikit saja, maka itu saya bawa ke sini. Kalau jaminannya saya tidak tahu, karena yang membawa pihak Pemkab Kabupaten Lamandau,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt Direktur RSSI Pangkalan Bun Ahkmad Faozan menuturkan,  pada Kamis (28/12) lalu, pihaknya mendapat pasien rujukan dari RSUD Lamandau tersebut dan telah ditangani oleh dokter spesialis anak. Diagnosa sementara pasien tersebut mengidap penyakit Marasmus.

”Sebenarnya pasien ini pernah masuk sini sekitar dua bulan lalu, kondisinya hampir sama dan dia pulang paksa, karena pengen pulang,” tambahnya.

Faozan menjelaskan, pasien tersebut ditanggung biayanya oleh pihak BPJS, karena mendiang ibunya terdaftar di BPJS Lamandau. Dan menurutnya, mengingat kasus ini bukan hanya masalah teknis dan medis, tetapi juga adalah masalah sosial.

”Apakah ditelantarkan atau tidak, mungkin juga karena faktor ekonomi, kita sampaikan ke Lamandau  agar bisa dibantu proses selanjutnya,” tukas Faozan.

Ditambahkannya, terapi pertama untuk penanganan penderita Marasmus ini adalah perbaikan gizi dengan penanganan diare yang terus berlanjut. Kemudian meningkatkan gizi dengan terapi gizi selama dua minggu. Setelah itu baru proses penyembuhan penyakit yang telah diderita pasien. Pasalnya pasien saat ini, berat badannya hanya 7,4 kilogram, sedangkan anak usia 6 tahun normalnya memiliki berat badan minimal 20 kilogram.

”Marasmus itu adalah penyakit penyertanya, nanti kita cari indikasi lainnya yang menyebabkannya. Penyakit dalam juga harus kita teliti lebih lanjut,”tandas Faozan. (jok/gus)

 


BACA JUGA

Selasa, 08 September 2015 21:10

57 Jamaah Calon Haji Diberangkatkan

<p>PANGKALAN BUN- Sebanyak 57 orang Jamaah Calon Haji (JCH) asal Kabupaten Kotawaringin Barat…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers