SAMPIT – Menanggapi banyaknya keluhan warga soal macetnya distribusi air PDAM, Direktur PDAM Sampit, Firdaus Herman Ranggan angkat bicara. Menurutnya, macetnya air lantaran ada perbaikan instalasi di pengolahan air PDAM, Jalan Christopel Mihing sejak Senin (29/1) pekan lalu.
”Ada perbaikan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang menyebabkan tekanan air kita turun. Sehingga menyebabkan dampak, pendistribusian air menjadi terhambat,” ujarnya, saat dibincangi Radar Sampit, kemarin.
Ia juga mengatakan, kendala utama yang menyebabkan keruhnya air, lantaran terdapat kondisi perubahan warna sumber air baku Sungai Mentaya. Pihaknya juga akan meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menurunkan tim guna melakukan penelitian terkait hal tersebut.
Firdaus menerangkan, dampak tekanan air tak hanya dirasakan di lokasi tertentu. Di seluruh wilayah yang terpasang pipa PDAM juga pendistribusiannya terhambat, alias macet. Oleh karena itu, Firdaus memastikan akan menuntaskan permasalahan tersebut dalam waktu dua hari ke depan (terhitung sejak hari ini).
”Kondisi perubahan warna sumber air baku kita, yaitu Sungai Mentaya berubah drastis. Kami (PDAM) sudah meminta DLH turun tangan mengadakan penelitian untuk mengetahui penyebab dari perubahan tersebut. Saya akan pantau terus, dan kemungkinan akan selesai dalam waktu 2 hari, terhitung mulai besok (hari ini),” tegasnya.
Sebelumnya, beberapa masyarakat mengeluhkan bahwa air PDAM di rumah mereka macet. Hal itu menyebabkan aktivitas rumah tangga yang berhubungan dengan air seperti mencuci dan mandi menjadi terganggu. Bahkan, beberapa warga mengeluh melalui unggahan status di media sosial mereka yang telah dikomentari oleh para warganet.
Selvia (34), warga Jalan HM Arsyad mengatakan bahwa sudah lebih dari satu minggu air di rumahnya macet. Meskipun ia tak mengatakan bahwa air tidak sepenuhnya mampet. Pada jam-jam tertentu, air mengalir. Namun intensitasnya minim.
”Kadang hidup, kadang mati airnya. Di jam malam biasanya hidup, antara pukul 20:00WIB dan 22:00WIB. Tapi tidak banyak mengalirnya, sedikit sekali dan keruh,” katanya.
Apa yang dialami Selvia juga sama halnya dengan warga lainnya, Junaidi. Pria warga Jalan Tjilik Riwut itu mengaku kesal dengan PDAM, lantaran tak pernah memberitahukan pada masyarakat atas kendala yang dihadapi.
”PDAM tak pernah transparan dalam melakukan sosialisasi pada masyarakat. Oleh karena itu, kita sebagai pelanggan jadi bingung dan tidak tahu alasannya mengapa air sering macet. Padahal kalau pasang pengumuman di koran atau media online, kan bisa. Jadi masyarakat bisa tahu,” keluhnya.
Sebelumnya, Firdaus juga berpesan agar masyarakat tidak mengeluh di media sosial. Ia mempersilakan warga mengadu ke kantor PDAM untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan tersebut. Sebab, ia berpendapat bahwa mengeluh di media sosial tidak akan menyelesaikan masalah.
”Silakan datang ke kantor PDAM untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan tersebut. Karena jika mengeluh di media sosial, tim pekerja lapangan kami tidak akan tahu, di mana ada titik lokasi yang tesendat pendistribusian airnya. Tapi kalau ke kantor, kami akan beri penjelasan,” pungkasnya. (ron/gus)