SAMPIT – Anggota Komisi III DPRD Kotim Dadang H Syamsu menilai, kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Dharma Tirta masih lemah. Salah satunya terkait kualitas air yang dihasilkan hingga distribusinya ke setiap rumah tangga.
Salah satu penyebabnya, pemerintah daerah tidak konsisten dalam memberikan penyertaan modal kepada perusda tersebut.
”Saya akui, kualitas dan kuantitas pelayanan PDAM Kotim masih di bawah harapan. Ini salah satunya karena terkendala dana setelah saya koordinasi dengan Direktur PDAM,” kata Dadang, kemarin (6/2).
Dadang menuturkan, publik tentunya menyudutkan PDAM. Sebab, harapan peningkatan pelayanan belum kunjung meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
”Banyak ibu rumah tangga mengeluhkan hal tersebut. Pemerintah daerah tidak semestinya tutup mata dengan kondisi PDAM yang kekurangan modal. Kami tegas katakan ini sudah tidak sesuai komitmen awal dalam hal penyertaan modal sebagaimana yang tertuang dalam perda penyertaan modal lalu," kata dia.
Dadang menegaskan, dalam perda itu sudah tegas menyatakan besaran yang harus dialokasikan setiap tahunnya oleh tim anggaran eksekutif. Bahkan, dia juga mempertanyakan pernyataan dari BPKAD dalam pembahasan perda lalu yang menyatakan sanggup memenuhi alokasi anggaran setiap tahunnya yang disisihkan kepada PDAM.
”Saat pembahasan perda lalu, bendahara daerah ini menyatakan siap dan keuangan Kotim sangat mampu untuk memenuhi alokasi anggaran setiap tahunnya kepada PDAM Kotim, tapi ternyata sekarang hanya disertakan sekitar Rp 6 miliar dari jumlah yang dituangkan dalam perda lalu,” kata dia. (ang/ign)