SUKAMARA – Memasuki hari terakhir masa perayaan tahun baru Imlek, warga Tionghoa kota Sukamara menggelar perayaan Cap Go Meh, kegiatan digelar di Kelenteng Cakrawala Sukma di Desa Natai Sedawak dan Kelenteng Majelis Agama Khonghucu Indonesia (MAKIN) di Jalan Jais Kelurahan Mendawai Sukamara.
Perayaan ini pun menjadi tontonan gratis bagi warga Sukamara yang menyaksikan aksi barongsai dan tatung.
Sementara itu, salah seorang tokoh Tionghoa, Jaf Quit Fin menyatakan perayaan Cap Go Meh dilaksanakan 15 hari setelah Imlek. Cap Go Meh sebagai bentuk kegiatan permohonan dan doa agar pada tahun ini kehidupan semakin lebih baik. Perayaan wajib dilaksanakan oleh pemeluk Khonghucu dan tidak boleh terputus, namun pelaksanaan menyesuaikan kemampuan.
"Jika tahun sebelumnya Cap Go Meh dilaksanakan, maka tahun ini harus dilaksanakan karena sebagai bentuk keikhlasan bagi umat Konghucu," jelas Jaf Quit Fin, Jumat (2/3).
Dalam perayaan tersebut, ditampilkan aksi barongsai dan tatung sehingga cukup menarik perhatian warga. Meski aksi tatung cukup ekstrim dengan menusukan kawat ke pipi dan menggunakan senjata tajam, namun tak membuat takut anak-anak yang ikut menyaksikan.
“Setiap perayaan Cap Go Meh atraksi barongsai dan tatung ditunggu warga yang ingin menyaksikan dari dekat,” ucap Wiwi, salah seorang warga. (fzr/fm)