SAMPIT - Keberadaan buaya di Sungai Mentaya mulai mengancam keselamatan warga sekitar. Sayangnya hingga kini tidak ada langkah dari pemerintah daerah untuk melindungi warganya dari serangan binatang buas.

"Ancaman buaya ini tidak hanya sekali dua kali, tapi sudah beberapa kali. Sayangnya belum ada solusi yang ditawarkan dari pemerintah daerah," kata Ketua Komisi II DPRD Kotim Rudianur kemarin (11/3).

Diungkapkannya, warga di daerah Seranau dan Pulau Hanaut hidup dengan perasaan waswas. Sebab hewan predator itu bisa datang kapan saja memangsa warga sekitar.

"Harus segera diberikan solusi untuk warga yang selama ini beraktivitas di sungai. Memang warga juga hendaknya mengurangi kegiatan di sungai setelah kejadian berbahaya itu," kata dia.

Rudianur juga berharap agar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) bisa memberikan solusi. Warga bisa saja memburu buaya tersebut, namun tindakan ini bisa dikenakan pidana.

"Jangan sampai warga yang memburunya karena itu juga tidak dibenarkan. Kita percayakan penanganan hal semacam ini untuk ditangani langsung oleh pemerintah daerah bersama BKSDA," kata Rudianur.

Diungkapkannya, beberapa waktu lalu warga di Desa Sungai Paring juga nyaris dimangsa buaya. Rudianur berpendapat bahwa di balik mengganasnya buaya kepada manusia karena habitatnya sudah dirusak. Selain itu pencemaran sungai yang tinggi tentunya membuat ekosistem sungai rusak.

"Saya menduga ini keganasan buaya karena habitat mereka rusak. Tidak ada lagi tempat tinggal mereka sehingga menyerang siapa saja," kata dia.

Rudianur meminta agar para kepala desa aktif mengingatkan warganya untuk tidak beraktivitas di sungai. Terutama di pagi hari dan malam hari. Sebab, hewan itu rata rata menyerang manusia pada jam tertentu. (ang/yit)