SAMPIT – Warga yang tinggal dan bergantung hidup dari Sungai Cempaga, khawatir buaya yang hidup di aliran sungai tersebut makin mengganas menyerang manusia. Pasalnya, populasi predator mematikan itu disinyalir banyak dan sering muncul dengan ukuran berbeda-beda.
”Belakangan ini buaya semakin sering muncul, baik siang maupun malam. Kalau siang kadang berjemur dan muncul ditengah sungai. Begitu juga malam. Kami melihat jumlahnya mereka ini banyak, karena ukurannya yang berbeda-beda,” kata Matias, warga Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, Selasa (8/6).
Matias menuturkan, seringnya buaya menampakkan diri membuat warga setempat khawatir, karena sebagian besar masih mengandalkan sungai untuk aktivitas sehari-hari. ”Masih banyak yang beraktivitas di sungai. Makanya sungai tidak pernah sepi, karena pagi sampai malam selalu ada orang mandi dan aktivitas lainnya,” ujarnya.
Warga setempat juga cemas serangan buaya bisa menyerupai daerah selatan Kotim yang bisa sampai menelan korban jiwa. ”Semoga tidak seperti di wilayah selatan. Kalau di daerah ini kami tidak memburu dan lain sebagainya. Tetua kampung juga mengimbau agar buaya yang muncul tidak diganggu, agar warga juga tidak diganggu olehnya,” ujarnya.
Sebelumnya, buaya menerkam warga Desa Sungai Paring, Yelni (33). Pria yang berprofesi sebagai guru SMP ini diserang saat berniat mengambil air wudhu di Sungai Cempaga untuk melaksanakan salat subuh. Tiba-tiba saja buaya muncul dari dalam air dan langsung menerkam kaki kirinya. Korban berusaha melepaskan diri dari terkaman satwa ganas tersebut hingga berhasil selamat.
Merespons kejadian itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit menyiapkan alat jerat untuk menangkap buaya yang menerkam seorang warga di Desa Sungai Paring. Namun, karena sungai sedang surut, jebakan itu belum bisa dipasang sampai air pasang.
Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah mengatakan, di sekitar lokasi serangan buaya ada empat kandang ayam milik warga. Berdasarkan pengalaman selama ini, buaya menyasar perairan sekitar permukiman untuk mencari makan, karena ada ternak warga dan sampah berupa makanan yang sering dibuang ke sungai.
Untuk menghindari serangan buaya, dia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan saat beraktivitas di sungai. Warga diminta tidak beraktivitas di sungai saat hari gelap, karena rawan serangan satwa tersebut.
”Tadi memasang spanduk imbauan, sekaligus memberi informasi kepada warga terkait hal-hal yang bisa memicu buaya datang ke perairan sekitar permukiman. Kami berharap masyarakat selalu waspada," ujarnya. (ang/ign)