SAMPIT – Teror buaya di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berlanjut. Kali ini predator mematikan tersebut menyerang warga Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga, Senin (7/6). Terus berulangnya serangan satwa tersebut menjadi peringatan serius bagi warga yang tinggal di bantaran sungai agar lebih berhati-hati beraktivitas.
Korban serangan buaya tersebut adalah Yelni alias Iyel, seorang tenaga pendidik. Dia diserang saat ingin mengambil air wudhu untuk salat subuh. Satwa mematikan tersebut langsung menerkam Yelni.
”Belum selesai saya mengambil air wudhu, baru membersihkan tangan, kaki saya sudah diserang. Saat itu saya belum tahu yang menyerang buaya. Saya lihat kaki saya sudah berdarah. Karena penasaran, saya lihat lagi apa yang menyerang, ternyata saya diserang lagi di lutut," ujar Yelni.
Yelni berusaha merangkak dan melarikan diri ke atas rumah. Melihat mangsanya kabur, buaya itu kembali ke sungai. ”Saat serangan kedua itu saya sempat menghindar dan saya jelas melihat buaya itu naik. Ukurannya hampir seperti galon dan panjangnya sekitar tiga meter dengan mulutnya yang panjang. Kalau orang sini menyebutnya buaya sapit," katanya.
Setelah selamat dari serangan predator tersebut, Yelni dilarikan ke puskesmas. Dia juga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Cempaga dan berharap buaya tersebut dapat ditangkap agar tidak menyerang warga lagi.
”Warga di sini memang setiap hari beraktivitas di lanting. Jadi, kami harap buaya ditangkap, karena sangat membahayakan. Saya bahkan tidak bisa berjalan karena serangan itu. Menekuk kaki pun tidak bisa," tutur guru SMPN 6 Cempaga ini.
Kepala Desa Sungai Paring M Usuf mengatakan, kemunculan buaya di Desa Sungai Paring belakangan ini sering terjadi. Bahkan, beberapa warga melihatnya secara langsung. ”Warga yang memancing malam-malam sering menjumpainya," ujar Usuf.
Usuf berharap dengan kejadian itu warga bisa lebih berhati-hati lagi saat beraktivitas di sungai agar kejadian serupa tidak terulang. Ganasnya buaya bisa mengancam keselamatan warga.
Yelni merupakan korban kedua serangan buaya dalam beberapa tahun terakhir di Sungai Cempaga. Pada 28 Desember 2017 lalu, Basuni, warga Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga, harus menerima luka jahit di tangannya. Dia diserang buaya berukuran sekitar 4 meter saat turun ke lanting.
Usuf mengaku tidak mengetahui persis penyebab buaya tersebut sampai mengganas. ”Buaya itu biasanya muncul terus di sungai desa kami. Buaya itu kerap melintas hingga muara Sungai Cempaga menuju Sungai Mentaya,” ujarnya.
Selain di wilayah Desa Sungai Paring, informasinya buaya juga menampakkan diri di desa tetangga, Luwuk Bunter. Menurut warga setempat, buaya muncul dan memperlihatkan diri baru beberapa tahun belakangan ini. Padahal, sejak puluhan tahun silam warga tak pernah menjumpai hewan tersebut. (ang/ign)