SAMPIT— Hampir seluruh sekolah di Kotawaringin Timur melaksanakan ujian nasional dengan menggunakan komputer. Hanya lima sekolah yang belum menerapkan sistem yang baru itu, alias masih melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP).
Salah satunya adalah Madrasah Aliyah Nurul Ummah di Jalan Suprapto Sampit. Di sekolah itu, hanya tiga orang siswa yang mengikuti ujian. ”Tahun depan Insya Allah ada 30 peserta ujian di sekolah kami. Untuk bisa menerapkan UNBK setidaknya diperlukan 10 unit komputer dan satu server, untuk itu Insya Allah kami bisa,” kata Kepala Madrasah Aliyah Nurul Ummah Tri Diana, Selasa (10/4).
Tri mengatakan tahun ini sekolah itu belum mampu menerapkan UNBK. Keterbatasan sarana seperti komputer menjadi alasan utamanya. Kendati demikian, Tri yakin tahun depan sudah dapat menerapkan UNBK seperti sekolah lainnya.
Berbeda dengan sekolah yang disokong penuh oleh pemerintah, MA Nurul Ummah memiliki banyak kendala dalam mengajukan bantuan. Madrasah yang berada di bawah naungan Kementerian Agama belum jelas tempat berdirinya, sehingga sulit untuk mengajukan bantuan. Di dalam mengajukan bantuan salah satu persyaratan yang harus ada adalah melampirkan nomor sertifikat tanah tempat yayasan berdiri.
”Itu juga menjadi salah satu kendala kami, termasuk dalam hal pengadaan komputer. Semoga itu bisa diatasi dengan kemampuan sekolah sekarang,” ujar Tri.
Pantauan Radar Sampit, meski tak melaksanakan ujian dengan menggunakan komputer, peserta ujian tetap semangat. Justru dengan masih menggunakan kertas dan pensil ini, peserta mengaku tenang melaksanakan ujian. Mereka tidak khawatir terjadi kesalahan dan padamnya listrik.
”Paling-paling hanya memerhatikan bulatannya saja agar bisa terbaca oleh komputer,” ucap Selvi, siswi MA Nurul Ummah yang mengikuti UNKP.
Bila penerapan UNBK sekolah harus sibuk menjaga kelangsungan ujian secara teknis, seperti mengontrol pekerjaan peserta agar tidak terjadi kesalahan sistem atau error, tidak halnya dengan UNKP. Soal UNKP diambil oleh kepala sekolah, setelah dikerjakan langsung dikembalikan lagi.
”Kalau kami soal ujian dari Kemenag, sebelum ujian kepala sekolah mengambil dan setelah ujian langsung dikumpul. Itu harus kepala sekolahnya yang melakukan,” ungkap Tri.
Meski nilai UNKP bukan merupakan parameter penting dalam menentukan kelulusan siswa, namun pelajar harus tetap berjuang memeroleh nilai yang bagus. Ini penting bagi para siswa, apalagi yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
”Meski tidak menentukan kelulusan, namun mereka (siswa) harus berjuang untuk nilai terbaik,” imbuhnya.
UNKP dilaksanakan sejak 9 April dan akan berakhir 12 April mendatang. Di Kotawaringin Timur,di Kotimada 22 SMA dan 1 Madrasah Aliyah (MA) yang melaksanakan UNBK. Hanya 5 sekolah yang belum menerapkan UNBK. Sekolah tersebut adalah MA Almarhamah, MA Nurul Ummah, MA Sabilal Muhtadin, MA Nurul Islam, dan MA Alfajar Parenggean.
Pelaksanaan UNBK akan berlangsung hingga 12 April mendatang, dengan mata pelajaran yang diujikan Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan mata pelajaran masing-masing jurusan.
Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kalimantan Tengah Abdul Rahman memastikan tahun depan tak ada lagi MA yang melaksanakan ujian nasional dengan UNKP. Pihaknya akan mengusahakan agar itu bisa terwujud.
”Insya Allah semua MA akan ujian berbasis komputer. Bahkan kalau bisa ulangan harian sudah menggunakan sistem komputer. Kami juga menekankan agar dalam kegiatan belajar mengajar mengoptimalkan perangkat telepon pintar,” pungkasnya di sela-sela meninjau pelaksanaan UNBK di MAN Sampit, Senin (9/4). (oes/yit)