SAMPIT— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Keputusan ini diambil menyusul naiknya frekuensi kebakaran lahan akhir-akhir ini. Dari Januari hingga Juli terdapat 29 kali karhutla di Kotim, delapan di antaranya terjadi di bulan ini.
Penetapan siaga darurat karhutla diambil melalui rapat bersama satuan organisasi perangkat daerah (SOPD) lintas sektor. Status siaga darurat karhutla berlaku hingga empat bulan ke depan atau November 2018.
Kepala Pelaksana BPBD Kotim M Yusuf menjelaskan, pada bulan ini ada sekitar delapan kali kebakaran. Penanganan cepat harus dilakukan, sehingga ditetapkan status siaga darurat karhutal hingga empat bulan ke depan. Untuk posko komando ditetapkan di Kodim 1015 Sampit dan posko lapangan berada di Damkar Kotim.
“Status siaga ini ditetapkan karena melihat kondisi di lapangan beberapa bulan terakhir ini sudah mulai terjadi kebakaran di beberapa titik, upaya penanganan harus dilakukan secepat mungkin agar tidak semakin meluas dan membayakan,” jelas Yusuf, Senin (16/7).
Tim penanganan karhutla sudah terbentuk. Sarana dan prasarana sudah mulai disiapkan. Anggaran untuk operasional juga sudah disediakan. Diharapkan penanganannya dapat secara maksimal, sehingga kebakaran tidak semakin meluas.
Selain upaya penanganan juga dilakukan upaya pencegahan dan sosialisasi terhadap masyarakat terkait bahaya karhutla, selain itu juga ada regulasi hukum terhadap pelaku tindak kebakaran. Jika terjadi semakin parah maka dampaknya akan merugikan berbagai sektor.
“Masyarakat Kotim boleh saja membuka lahan untuk bertani, sebab saat ini masuk musim bertanam. Akan tetapi tidak diperbolehkan dengan cara membakar. Lakukan dengan cara lain untuk membuka lahan,” ujarnya.
Tim akan melakukan patroli, terutama di daerah rawan kebakaran di dalam kota. Nantinya setiap waktu dapat terpantau kondisi kebakaran, baik di dalam dan luar kota. “Termasuk hari ini masih dalam penanganan dan pemadaman di Desa Eka Bahurui, apakah sudah tertangani atau belum masih akan kami pantau kembali melalui anggota di lapangan,” ujarnya. (dc/yit)
