SAMPIT - Hidup sehat itu mudah dan murah. Hal tersebut senantiasa digaungkan oleh BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat modern.
Dalam rangka menyambut Asian Games XVIII sekaligus merayakan HUT BPJS Kesehatan yang ke-50, BPJS Kesehatan Cabang Sampit menggelar Senam Sehat Kolosal di Stadion 19 November Sampit, Minggu (29/9) pagi. Rangkaian senam SKJ, senam jantung, dan senam zumba ini diikuti peserta JKN-KIS, fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan, klub prolanis, stakeholder terkait, hingga para duta BPJS Kesehatan.
”Senam kolosal ini diadakan serentak di seluruh Kantor Cabang BPJS Kesehatan se-Indonesia. Jumlah pesertanya kurang lebih 18.818. Angka ini sama dengan tanggal dimulainya Asian Games XVIII, yakni 18 Agustus 2018,” ujar Kepala BPJS Cabang Sampit drg. Adrielona.
Melalui kegiatan ini, BPJS Kesehatan ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya untuk menerapkan pola hidup sehat. Cukup dengan senam rutin setiap pagi, semua warga sudah bisa meningkatkan kebugaran dan sistem imun kita sehingga tidak mudah sakit. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat sehari-hari, diharapkan jumlah peserta JKN-KIS yang sakit bisa menurun, sehingga pembiayaan pelayanan kesehatan dapat dialokasikan ke program promotif preventif yang dilakukan agar masyarakat tetap sehat.
Adrielona menyebutkan, dengan mengajak serta masyarakat untuk membiasakan berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat, dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, BPJS Kesehatan juga memberikan penghargaan kepada klub prolanis (program pengelolaan penyakit kronis) terbaik dari Puskesmas Pasir Putih, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Penghargaan diserahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kotim dr Faisal Novendra Cahyanto. Apresiasi diberikan melalui beberapa indikator. Di antaranya, peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP, jumlah anggota klub prolanis meningkat, mampu mengedukasi dan meningkatkan kemampuan peserta prolanis untuk memelihara kesehatan pribadi secara mandiri.
”Tahun ini, 90 persen dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) di wilayah kerja kantor cabang Sampit sudah memiliki klub prolanis. Kami harapkan bisa 100 persen. Dengan adanya klub prolanis, penderita bisa mengontrol penyakit yang dideritanya. Kami berharap paradigma menyembuhkan penyakit berubah menjadi mencegah penyakit,” ucapnya.
Terkait kepsertaan JKN-KIS, Adrielona mengungkapkan posisi saat ini mencapai 75 persen dari total jumlah penduduk di lima kabupaten. Jadi masih ada 25 persen dari jumlah penduduk di Seruyan, Kotim, Kobar, Lamandau, dan Sukamara yang belum terkaver JKN. Pemerintah Kabupaten Kotim dan Seruyan sudah berkomitmen untuk memasukkan semua warga yang belum terkaver JKN ke dalam program JKN melalui penerbitan peraturan daerah.
Sementara itu Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris dalam rilis yang dikirim ke Radar Sampit menyatakan, tahun 2017, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik telah mencapai Rp 18,4 triliun atau 21,8 persen dari total biaya pelayanan kesehatan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan. Oleh karena itu, BPJS Kesehatan juga fokus untuk menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif yang dilaksanakan. Sementara bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui program pengelolaan penyakit kronis (prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif perorangan peserta JKN-KIS.
“Berbagai penyakit katastropik tersebut bisa dicegah melalui penerapan pola hidup sehat. Kesehatan menjadi salah satu pilar yang menentukan kemajuan suatu bangsa,sebab kesehatan mempengaruhi produktivitas penduduknya. Ke depannya kami berharap kesadaran masyarakat untuk membudayakan pola hidup sehat dapat meningkat dari waktu ke waktu,” ujar Fachmi.
Sampai dengan 20 Juli 2018, terdapat 199,8 juta jiwa penduduk Indonesia yang telah menjadi peserta JKN-KIS. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 22.322 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), 2.406 rumah sakit dan klinik utama, 1.599 apotek, dan 1.078 optik. (adv/yit)