SAMPIT – Kepulan asap pekat hitam menyelimuti Kecamatan Pulau Hanaut sejak dua hari lalu. Asap itu dari amukan api yang membakar hutan dan lahan di tiga titik. Sekitar 10 hektare lahan hangus. Sebagian berhasil diatasi dengan mengerahkan tiga alkon dan 15 personel tim pemburu api.

Kebakaran terjadi di Desa Hantipan dan darat Desa Bapinang Hilir Laut, perbatasan antara Kecamatan Pulau Hanaut, Kotim, dengan Kabupaten Katingan. Hutan dan lahan yang terbakar tidak ada tanam tumbuh.

Jarak tempuh menuju lokasi sekitar 60 kilometer. Hanya bisa dicapai menggunakan transportasi air. Belum ada jalan tembus ke wilayah itu karena masih rawa.

Camat Pulau Hanaut Eddy Mashami mengatakan, lahan terbakar merupakan lahan kosong. Lokasinya jauh dari permukiman penduduk. ”Hanya bisa pakai kelotok untuk mencapai ke lokasi kebakaran,” ujarnya via telepon, Kamis (16/8).

Eddy menjelaskan, tim mendapatkan informasi dari aparatur desa bahwa ada karhutla. Tim kemudian mengecek ke lapangan dan memadamkan api yang terus membakar ranting, pohon, dan dahan kering tersebut.

”Kebakaran terjadi di tiga titik. Sebanyak 15 orang dari warga desa, personel polsek, dan koramil berjibaku memadamkan api. Kami hanya menggunakan tiga alat penyemprot air atau alkon. Selain itu, juga dibantu menggunakan helikopter pengebom air,” tutur Eddy.

Mereka terkendala sumber mata air yang minim karena musim kemarau. Selain itu, air sungai tidak pasang. Mereka juga kesulitan berkomunikasi karena tak ada sinyal seluler.

”Situasi terakhir, api belum dapat dipadamkan. Hal ini juga sudah kami sampaikan ke Pemkab Kotim untuk diketahui dan diharapkan segera diberi bantuan agar karhutla tidak menyebar lebih luas di wilayah Pulau Hanaut,” pungkasnya. (fin/ign)