SAMPIT – Satu komplotan pencurian sarang burung walet yang masih berusia remaja, LF (17) giliran menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Sampit, Kamis (17/10).

Di hadapan majelis hakim, terdakwa mengaku tiap kali diajak mencuri, oleh rekan-rekannya, LF iberi tugas menjaga situasi sekitar gedung walet sasaran mereka.

Penasihat hukum terdakwa, Crisitiana Mery mengatakan, kliennya sering diajak ayah tirinya untuk bersama-sama menyatroni gedug walet. “Ia (LF) ditugaskan menjaga situasi luar gedung, sedang temannya masuk ke dalam gedung,” kata Cristiana Mery ditemui usai mengikuti sidang tertutup.

Dalam sidang itu, lanjut Mery semua saksi sudah dimintai keterangan, pencurian walet milik Hasan diotaki oleh Riki, ayah tiri LF. Dalam kasus ini, Riki belum tertangkap, dia masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Terbaru, komplotan spesialis sarang burung walet ini beraksi Rabu (26/9) sekitar pukul 02.30 WIB Jalan Tjilik Riwut Km 48 Desa Patai, RT 2 RW 1 Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotim.

Berawal saat Pendi, Santoso, dan Mudianto alias Mudi datang ke kediaman LF untuk menemui ayah tirinya di Jalan Walter Condrat Gang Bersemi 1 Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang.

Di situ mereka merencakan pencurian tersebut. Dengan mobil toyota Avansa milik Mudi, mereka menuju ke lokasi kejadian. LF dan Pendi mengawas di luar gedung, sementara Santoso, Riki dan Mudi masuk ke dalam bangunan walet.

Saat memotong kabel, perbuatan mereka diketahui. Riki, Santoso dan Pendi berhasil kabur, sementara LF tidak sempat masuk mobil, dan ia sembunyi disemak-semak kebun karet warga.

 Mudi diamankan saat terjebat di dalam bangunan walet. LF menghubungi ibunya untuk meminta jemput. Tidak berapa lama, LF ditangkap di kediamannya.

"Mudi tertangkap karena ketiduran di dalam bangunan. Korban bangun dan kaget, lalu menghubungi teman-temannya," pungkasnya. (ang/fm)