SAMPIT - Mekipun Posko Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) telah ditutup, namun para personel yang jadi alumni pos komando itu masih tetap waspada. Pasalnya, walau telah memasuki musim penghujan, Kotim masih dikhawatirkan rawan kebakaran.
Hal itu dikatakan oleh petugas pemetaan BNPB alumni Posko Karhutla, Zulyan Firdaus. Zulyan mengaku dirinya bersama puluhan personel Pemadam Kebakaran, dan BPBD lainnya masih memetakan lokasi yang rawan ancaman kebakaran, yakni di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.
”Kami masih saja berkoordinasi. Meskipun pos sudah bubar, namun kekompakan masih kita jalin dengan sangat baik. Oleh sebab itu, kami masih memetakan lokasi-lokasi yang kira-kira berpotensi muncul titik panas. Tujuannya untuk mencegah dini dari bencana Karhutla,” ujarnya, Jumat (19/10).
Sementara itu, kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Rihel, mengaku bangga dengan sikap para personelnya. Meskipun kegiatan pengamanan Karhutla telah usai, para mantan anggota posko masih tetap berpikir untuk menyelamatkan Kotim dari ancaman kabut asap yang disebabkan oleh bencana kebakaran.
”Sangat bangga sekali dengan pekerjaan mereka (petugas). Siapa lagi yang bisa menjaga Kotim dari kebakaran kalau tidak mereka. saya harap masyarakat juga membantu sejak dini jika ada kebakaran walaupun cuman sedikit dan tidak besar,” ucap Rihel.
Sejak 1 Oktober hingga 19 Oktober, kebakaran besar nihil terjadi di Kabupaten Kotim. Namun meski begitu, berdasarkan data dari Zulyan, terdapat 14 titik panas yang berpotensi melebar.
”Tapi dari 14 titik tersebut, semuanya berhasil kami padamkan sebelum menjalar sangat besar. Itupun kebakaran hanya kecil saja, hanya beberapa meter. Artinya, tidak ada kebakaran yang berarti sejak Oktober ini,” tandas Zulyan. (ron)