PANGKALAN BUN- Prestasi olah raga para atlet asal Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) di ajang Pekan Olah Raga Provinsi (Porprov) ke XI Kalimantan Tengah (Kalteng) 2018, bisa dikatakan terpuruk. Betapa tidak, dilihat dari peroleh medali 14 kabupaten/kota sampai Rabu (24/10) kemarin, posisi Kobar berada di dasar klasemen dengan 1 emas, 11 perak dan 16 perunggu.
Hasil tersebut pun mendapatkan reaksi keras dari netizen di media sosial. Ada yang membandingkan prestasi olah raga Kobar dengan kabupaten lain, hingga ada yang mempertanyakan kinerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kobar, melalui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kobar dalam pembinaan para atlet.
Wakil Bupati Kobar, sekaligus Ketua Kontingen Kobar di ajang Porprov, Ahmadi Riansyah pun langsung memberikan klarifikadi atas terpuruknya prestasi Kobar tersebut. Diakuinya, hasil itu murni bukan kesalahan para atlet atau organisasi pembinaan dalam hal ini KONI.
"Kami harus berani mengakui bahwa hal tersebut merupakan kesalahan dan tanggung jawab kami selaku pemerintah daerah,"tegasnya, Rabu (24/10).
Ahmadi memaparkan, ada beberapa hal yang menyebabkan perolehan medali atlet Kobar berada berada di dasar klasemen, diantaranya ; tidak teranggarkannya dana pembinaan bagi atlet pada tahun 2018. Sehingga sebaik dan se-potensi apapun atlet yang dimiliki, tanpa didukung anggaran yang cukup untuk pembinaan, maka sangat mustahil dapat memperoleh target capaian perolehan medali yang diinginkan pada ajang Porprov 2018.
Ke depan lanjutnya, pihaknya akan memberikan fasilitas pendukung dan penunjang olah raga yang memadai bagi atlet-atlet Kobar. Kemudian menjamin tersedianya anggaran untuk pusat-pusat pelatihan bagi atlet atau cabang olah raga andalan yang memiliki potensi meraih medali di semua ajang, khususnya Porprov.
Selain itu Ahmadi memaparkan kendala lainnya, yakni tidak dialokasikannya operasional KONI Kobar sebagai organisasi yang bertanggung jawab dan bertugas menaungi serta melakukan pembinaan beberapa cabang olah raga di Kobar.
"Siapa pun ketua dan pengurusnya di KONI , tanpa mendapat dukungan dari pemerintah daerah maka organiasi KONI tidak akan mampu berjalan maksimal. Maka ke depan, porsi anggaran yang cukup akan menjadi perhatian kita bersama," paparnya.
Kemudian kendal lain, yakni lemahnya koordinasi dan komunikasi, sehingga hal ini perlu perbaiki bersama. Ditambah lagi masalah ketidakpastian keberangkatan beberapa atlet atau cabang olah raga pada ajang Porprov Kalteng 2018 di Muara Teweh. Lagi-lagi hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran pada APBD murni 2018 dan tidak adanya jaminan pengalokasian anggaran pada APBD-Perubahan 2018.
"Sehingga hal ini menyebabkan beberapa atlet kita mendaftarkan diri ikut kontingen kabupaten lain. Padahal atlet tersebut memiliki potensi untuk menyumbangkan medali,"ungkap Ahmadi.
Dirinya menegaskan, ke depan hal ini tidak boleh lagi terjadi. Komunikasi dan koordinasi bakal perbaiki bersama, agar semua kendala di lapangan dapat segera dicarikan solusinya.
"Hal ini menjadi pukulan bagi pemerintahan kami, dan menjadi bahan evaluasi ke depan. Kita harus berani mengakui kekurangan dan kelemahan kita, untuk menjadi bahan koreksi kita selanjutnya," pungkas Ahmadi Riansyah.
Ditambahkannya, Kobar memiliki banyak atlet potensial. Apabila dibina dengan baik, pasti akan mampu menorehkan prestasi membanggakan, baik di tingkat regional mau pun nasional. (rin/gus)