PANGKALAN BUN - Festival Kriang Kriut rupanya memberikan berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar, terutama para pemilik getek di bantaran Sungai Arut. Selama festival berlangsung dari 26 – 31 Mei, pundi-pundi rupiah mampu mereka kantongi lebih dari hari biasanya.
Itu berasal dari meningkatnya orderan mereka untuk mengantar wisatawan lokal maupun asing yang menikmati suasana malam di bantaran sungai itu selama gelaran festival budaya tersebut.
Seperti diungkapkan Acong, salah satu pengusaha getek ini mengungkapkan bahwa selama festival tersebut penghasilan mereka meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan hari biasa. ”Penghasilan melonjak drastis dari hari biasa. Hari ini saja saya sudah memperoleh Rp100 ribu,” terangnya pada Radar Pangkalan Bun, Kamis (30/5) malam.
Ia menjelaskan saat hari biasa, pendapatan yang diperoleh hanya berkisar Rp 70 ribu per hari. Namun saat ada festival, pendapatan yang diperoleh berkisar Rp 140-150 ribu per hari,” terangnya.
Ia mengaku mematok tarif Rp 2 ribu untuk biaya penyeberangan, dan Rp 10 ribu untuk menyusuri sungai dari Simpang Korindo hingga Kelurahan Baru. ”Alhamdulilah omset yang didapat meningkat karena melonjaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke bantaran sungai. Jadi ada modal untuk beli pakaian untuk di Lebaran nanti,” jelasnya dengan senyum sumringah.
Acong juga mengatakan bahwa ia dan teman-teman pengusaha getek lainnya mengucapkan terima kasih kepada Bupati Kotawaringin Barat Hj. Nurhidayah dan segenap jajaran yang mendukung pelestarian budaya lokal di Kelurahan Mendawai dan sekitarnya.
”Kami pengusaha getek dan yang tinggal di bantaran sungai berharap kedepannya pemerintah daerah dapat memperhatikan fasilitas penerangan untuk penyebrangan di malam hari. Karena untuk saat ini kami masih menggunakan senter sebagai penerang saat menarik penumpang pada malam hari,” pungkasnya. (ard/sla).