PANGKALAN BUN - Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah selama ini dikenal dengan Istana Kuningnya, namun kini semua berubah. Sejumlah titik yang sebelumnya kumuh disulap menjadi destinasi wisata menarik.
Sebut saja kawasan Tarmili, yang selama ini dikenal sebagai tempat anak - anak muda melakukan aktivitas negatif, berkat ide kreatif sang Lurah bersama pemuda, dan Karang Taruna, lapangan yang terletak di jantung Kota Pangkalan Bun ini diubah menjadi satu spot wisata malam yang menyajikan berbagai kuliner.
Bukan hanya itu, kawasan bantaran Sungai Arut, yang bila malam hari bagai kota mati, saat ini menjadi objek utama tujuan masyarakat Kobar untuk berwisata.
”Sejauh ini sudah ada lima spot wisata, seperti Kampung Rindu, wisata kuliner di lapangan Tarmili, even bulanan Bejaja Wadai, dan Pasar Blauran, kita juga sedang mengonsep beberapa tempat lagi untuk menambah destinasi yang ada termasuk pusat wisata kuliner terapung di bantaran Sungai Arut,” beber Lurah Raja, Rangga Lesmana, Jumat (2/8).
Menggeliatnya potensi pariwisata di Kelurahan Raja itu dibuktikan dengan tingkat kunjungan ke Kampung Rindu (kampung kerlap - kerlip) yang berada di bantaran Sungai Arut. Setiap harinya jumlah masyarakat yang berkunjung mencapai angka 150 sampai 250 orang, terlebih pada akhir pekan bisa mencapai 500 pengunjung.
Tidak ada yang menyangka spot wisata menarik dengan hiasan lampu warna - warni di lorong dan sudut gang itu berada di Sungai Arut, begitupula dengan wisata susur sungainya. Beberapa perahu getek masyarakat dihiasi lampu dengan berbagai konsep, seperti perahu naga, perahu bajak laut, dan konsep menarik lainnya.
Lurah yang baru lima bulan menjabat ini menginginkan Kelurahan Raja bisa berdaya guna, dan warganya bersemangat dalam membangun kampung.
”Ketika yang ditumbuhkan semangat warganya, segala bentuk program pemerintah akan bisa tepat sasaran. Karena warganya terbuka dalam menerima, dan bersama - sama menjalankan,” harapnya.
Bukan tanpa kendala dalam mewujudkan kelurahan yang berdaya guna tersebut, bahkan sebagai Lurah ia harus menghadapi berbagai pemikiran yang berbeda, hingga diabaikan calon donatur.
Untuk menambah kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung, pemerintah kelurahan melalui Dinas PUPR juga sedang berupaya menambah alat keselamatan seperti life jacket bagi wisata susur sungai, dan renovasi jembatan titian warga bantaran di lokasi Kampung Rindu.
”Kami terus berupaya support warga dengan salah satunya menambah jumlah pelampung rompi untuk susur sungai, dan memasukan program Dinas PUPR untuk perbaikan gertak ulin (titian),” pungkasnya. (tyo/sla)