PALANGKA RAYA – Persoalan gambut dan air di Kalimantan Tengah tidak akan menjadi kendala dalam penunjukan Kalteng sebagai salah satu calon ibu kota negara. Hal tersebut disampaikan karena selama ini ada anggapan bahwa gambut dan air di provinsi ini bisa menjadi masalah ke depan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng Fahrizal Fitri mengatakan, isu yang berkembang saat ini adalah lokasi yang ditunjuk sebagai ibu kota negara merupakan lahan gambut. Padahal, tidak sepenuhnya seperti itu, karena wilayah yang diberikan pemerintah sebagai lokasi ibu kota tidak sepenuhnya lahan gambut.
”Tidak semua (lahan gambut, Red), karena perkiraannya gambut di tempat itu kurang dari seperlima dari total luas segitiga emas. Di satu sisi, pemerintah juga terus melakukan pengelolaan lahan gambut untuk dimaksimalkan pemanfaatannya,” katanya, kemarin.
Fahrizal juga memastikan kualitas air di Kalteng dalam kategori aman. Dia memastikan seluruh wilayah Kalteng, terutama tiga daerah yang ditunjuk sebagai lokasi ibu kota, sangat aman. Artinya, kualitas air tidak seperti yang diisukan selama ini, yang disebut-sebut memiliki pH rendah.
”Daerah yang didominasi gambut itu tidak masalah soal airnya. Masyarakatnya justru tidak kesulitan mendapatkan air bersih. Jadi saya rasa mengenai gambut dan air ini tidak akan menjadi masalah,” ucapnya.
Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng ini menambahkan, secara keseluruhan, persoalan gambut dan air tidak akan menjadi kendala saat penunjukan sebagai ibu kota negara.
Pemerintah telah menyiapakan berbagai skema mengenai pengembangan dan pemanfaatan gambut ke depan. Tentu saja langkah itu sebagai salah satu upaya pemerintah agar keberadaan gambut bisa memberi manfaat, terutama dalam perekonomian masyarakat.
”Kalau dilihat dari potensi, memang Kalteng ini sudah sangat bagus. Dari sisi sumber daya alamnya sudah sangat mendukung, begitu juga dengan potensi lainnya,” pungkasnya. (sho/ign)