PALANGKA RAYA – Berita hoax berpotensi meningkat menjelang Pilkada Kalteng dan Kabupaten Kotawaringin Timur. Polda Kalteng berupaya mengantisipasi itu dengan mengumpulkan para pegiat media sosial, Rabu (21/8).
Dalam kesempatan itu, jajaran kepolisian mengajak semua pihak menciptakan media sosial tanpa hoax, tanpa ujaran kebencian, tanpa pornografi, dan tanpa menyinggung suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
”Hoax disebarkan akun abal-abal dan tidak mendasar. Lihat profilnya. Jika ada provokasi, sangat mudah membedakannya. Makanya, jelang pilkada pun akan ada banyak hal itu nantinya, seperti saat pilpres kemarin. Ingat, penyebar pertama hoax itu iblis. Maka itu, saya ajak untuk stop hoax dan ajak warga bijak bermedia sosial,” ujar Kabag Diseminasi Biro Multimedia Divhumas Polri Kombes Pol Heru Yulianto.
Heru menuturkan, dalam pilkada, tidak bisa dimungkiri akan ada berita fitnah dan bermuatan politik, saling menjelekkan antara paslon satu dan lainnya, sehingga masyarakat harus benar-benar bijak bermedia sosial.
”Saya pokoknya ingatkan jangan menyebarkan hoax. Sebab, jejak digital akan ketahuan dan mudah ditelusuri. Maka itulah giat ini digelar biar nanti masyarakat bersatu dan tidak menyebarkan hoax. Jangan sampai menjadi korban apalagi pelaku hoax,” tegasnya.
Perwira menengah Polri ini menambahkan, khusus untuk wilayah Kalimantan Tengah, berdasarkan data dan analisa Mabes Polri, penyebarannya memang masih sangat rendah dan di bawah rata-rata. Namun, tetap harus diwaspadai dan ditekan sedini mungkin agar tidak terus menyebar.
Sementara itu, Staf Ahli Sekjen Kominfo Hendrasmo menambahkan, pemerintah sudah memblokir ratusan situs penyebar hoax dan terus melakukan pemantauan di dunia maya, sehingga masyarakat diminta terus bijaksana dalam bermedia sosial. ”Intinya, jangan sampai ikut-ikutan dan ingat stop hoax,” tandasnya. (daq/ign)