SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Rabu, 04 September 2019 14:52
Pasien Masih Malu Periksa ke Dokter, Jangan Sembarang Gunakan Obat tanpa Anjuran Dokter

Mengenal Dokter Spesialis Kulit Kelamin di RSUD dr Murjani Sampit (2-Habis)

TAK PERLU MALU: Damayanti mengaku sudah terbiasa menangani berbagai pasien dari semua kalangan.(HENY/RADAR SAMPIT)

Menangani pasien perempuan maupun laki-laki, dari balita sampai manula sudah biasa bagi dokter spesialis kulit kelamin. Tak sedikit pula pasien  yang ditangani masih malu-malu diperiksa. Ada pula pasien yang nekat menggunakan obat-obatan yang dijual di pasaran. Alih-alih sembuh, malah membuat penyakit semakin parah.

HENY, Sampit 

”Jangan dibuka dok? Saya malu kalau diperiksa,” ujar dr Damayanti sambil menirukan dialog pasien yang kerap ditanganinya.

Damayanti pun menjawab, “Saya harus lihat karena saya enggak bisa menerawang penyakit, bagaimana saya bisa melihat jenis penyakitnya kalau saya tidak melihat secara langsung,” jawabnya.  

Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Damayanti Tangkidi  mengatakan tindakan pemeriksaan harus dilakukan untuk mengetahui penyakit tersebut. 

”Semua penyakit kulit itu gejalanya merah dan gatal tetapi kami harus bisa melihat untuk menentukan mana yang karena bakteri, jamur, virus, atau parasit. Hal ini dilakukan agar pengobatan yang diresepkan sesuai kondisi penyakitnya,” ujar dokter yang baru genap satu bulan ini bekerja di RSUD dr Murjani Sampit.

Menurutnya, pemeriksaan kesehatan  ke dokter dianggap penting agar gejala awal penyakit yang dialami seseorang yang terkena penyakit kulit maupun kelamin dapat segera ditangani sehingga pengobatan bisa dilakukan secara efektif dan efisien. Namun, karena masih tingginya budaya malu bagi perempuan maupun laki-laki, membuat seseorang enggan melakukan pemeriksaan.

”Pasien tak perlu malu berobat, saat terjadi gejala gatal dan ruam kemerahan pada kulit maupun kelamin bahkan sampai mengakibatkan nyeri segera datanglah ke dokter agar penyakit lekas ditangani dan diobati,” ujar perempuan kelahiran Palu, 19 Agustus 1977.
Untuk menangkal rasa malu yang dialami pasien, dirinya pun mempunyai trik agar pasien yang ditangani merasa nyaman menyampaikan keluhan penyakit yang dialaminya. 

”Jadi, ketika pasien datang, kita harus betul-betul memahami dan membuat pasien tersebut nyaman dulu untuk konsultasikan kesehatannya. Karena memang area vital (kelamin) sangat privasi, makanya saya berikan edukasi dulu dan saya jelasin. Paling jauh penyakit ini bisa apa serta saya berikan tips pola hidup yang baik untuk menjaga kesehatan kulit dan kelamin,” ucapnya.

Saat ditanya balik apakah dokter spesialis kulit dan kelamin mengalami rasa malu maupun risih dengan penyakit yang dialami pasien. Damayanti pun menjawab dengan tegas, bahwa tak ada rasa risih maupun malu karena itu sudah bagian dari tugas menjadi seorang dokter.

”Saya sebenarnya selalu mengajak pasien agar tak perlu malu mengonsultasikan keluhan penyakit yang dialaminya, karena inilah bidang dan profesi kami sebagai dokter. Dari bayi sampai yang tua sekalipun, perempuan maupun laki-laki kami tangani, karena kami sebagai dokter sudah disumpah untuk itu,” ucapnya. 

Berbicara tentang penyakit kulit, Damayanti mengatakan penyakit kulit yang umum dialami pasien, yakni sering mengalami gejala gatal dan munculnya ruam kemerahan pada tubuh. Biasanya pasien langsung memutuskan mengonsumsi obat gatal atau paling ringan obat luar seperti salep.

”Rata-rata masyarakat kurang memahami penyebab timbulnya alergi. Kalau sudah merasa gatal sedikit, diobati dengan salep. Padahal, penyakit kulit itu ada yang disebabkan bakteri, ada yang karena virus, ada yang karena parasit, ada yang karena jamur. Setiap penyebabnya beda pula jenis pengobatannya,” ujarnya.

Lebih lanjut Damayanti menjelaskan, penyakit kulit juga ada yang dikenal dengan nama dermatitis kontak alergi penyakit ini disebabkan terjadinya peradangan, berupa ruam disertai gatal kemerahan pada kulit yang muncul akibat kontak langsung dengan zat tertentu dan mengiritasi kulit atau bisa mengalami reaksi alergi terhadap zat tertentu. 

Ada pula penyakit yang dalam istilah kedokteran disebut nekrolisis epiderma toksik, yakni gangguan kulit yang jarang terjadi dan dapat membahayakan nyawa penderitanya karena kehilangan lapisan luar kulit. Penyakit ini terjadi bisa disebabkan alergi dan infeksi.
Kegawatdaruratan kulit itu, lanjutnya, bisa sampai mengakibatkan terjadinya sindroma stevens johnson (SSJ) dan nekrolisis epidermal toksis (NET).

”Apabila sampai terkena SSJ bisa mengancam kondisi kulit serta mengakibatkan kematian pada sel kulit, sehingga epidermis mengalami pengelupasan dari dermis dan dianggap sebagai hipersensitivitas kompleks yang memengaruhi kulit dan selaput lendir,” kata dokter yang pernah bekerja di RSUD Madani Palu, Sulawesi Tengah.

Pasien bisa dikatakan mengalami SSJ, jelasnya, apabila mengalami luka di mulut, mata, kelamin, dan tubuh, serta melibatkan 10 persen dari tubuh. Apabila lebih dari 30 persen, akan menimbulkan gejala pengelupasan kulit hingga seluruh badan yang dinamakan  nekrolisis epiderma toksik.

”Rata-rata pasien yang datang sudah dalam keadaan gatal-gatal di sekujur tubuh. Salah satu penyebabnya, karena mengalami reaksi terhadap penggunaan obat yang salah, sehingga malah menimbulkan gejala penyakit yang semakin parah,” ujarnya.

Mengenang pengalamannya selama bekerja menangani pasien di Palu, Damayanti mengatakan pernah menemukan pasien dengan gejala tersebut.

”Paling bahaya dari reaksi alergi ini bisa menimbulkan sesak napas yang disebabkan zat histamin yang dikeluarkan oleh tubuh, sehingga kesulitan menelan dan sesak bernapas,” ujar perempuan yang pernah menempuh pendidikan spesialis di Universitas Samratulangi, Manado tahun 2012-2017.

Dilanjutkannya, apabila pasien sudah mengalami tahap kegawatdaruratan hingga mengalami pengelupasan pada kulit, pasien terpaksa harus dirawat inap dan ditangani secara multidisiplin.

Pasien rawat inap tidak bisa saya lakukan sendiri, karena saya harus konsultasi ke spesialis penyakit dalam. Apabila terkena di mata, saya harus konsultasi ke spesialis mata. Jadi, kami harus menanganinya dengan multidisiplin, karena pasien sudah memasuki kegawatdaruratan,” katanya.

Sedangkan, lanjut Damayanti, untuk penanganan pasien dengan kasus penyakit kelamin, jumlahnya memang tidak sebanyak pasien kulit.

”Biasanya untuk penyakit kelamin sebenarnya kemungkinan banyak, tetapi stigma masyarakat Indonesia itu masih malu untuk berobat, malu membuka, malu mengungkapkan, malu ketemu dokternya, karena saya memahami organ vital itu merupakan organ paling privasi di tubuh kita,” ujar perempuan yang memiliki tiga orang anak ini.

Damayanti mengatakan, penyakit kelamin yang terjadi pada laki-laki ada yang dikenal dengan penyakit seperti ulkus mole, gonore, raja singa (sipilis), dan kencing nanah. Sedangkan, pada perempuan, seperti kondiloma akuminata (kulit kelamin), bakterial vaginosis, dan candidia vagina.

”Secara luas, pasien yang paling banyak untuk laki-laki biasanya mengalami kutil kelamin atau jengger ayam, sedangkan pada pasien perempuan umumnya mengalami bakterial vaginosis dan candidiasis vagina yang disebabkan karena infeksi jamur,” katanya.

Dirinya juga sudah biasa menangani pasien yang bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) dan dia berikan tips bagaimana mengatur pola hidup yang baik, menjaga dan merawat kesehatan organ vital serta memberikan edukasi terhadap bahaya yang paling dikhawatirkan seluruh orang di dunia yakni HIV/AIDS.

”Pasien yang pekerjaan PSK dekat dengan penyakit seperti itu (kelamin) mungkin tidak semua tetapi saya ajarkan ayo berobat periksakan kesehatannya dan mulai lakukan pola hidup sehat,” tandasnya. (***/ign)


BACA JUGA

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disdik Waspadai Siswa Tak Tercatat di Dapodik

SAMPIT – Dinas Pendidikan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mengingatkan pentingnya…

Kamis, 26 Juni 2025 16:59

Disiplin ASN Jadi Prioritas, BKPSDM Kotim Tegaskan Tak Ada Pembiaran

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Disbudpar Gelar Pameran Budaya di Museum Kayu

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peran…

Kamis, 26 Juni 2025 16:58

Pemkab Dorong Digitalisasi Kearsipan

SAMPIT–Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menegaskan komitmennya dalam mendorong…

Rabu, 25 Juni 2025 17:06

Satpol PP Imbau PKL Tak Berjualan di Ruang Milik Jalan

SAMPIT – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Kotawaringin…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Fleksibilitas Kerja ASN di Kotim Masih Dikaji

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menyambut terbitnya Peraturan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:05

Finalisasi Dokumen Kontingensi 2025–2027 Masuki Tahap Akhir

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat kesiapsiagaan…

Rabu, 25 Juni 2025 17:04

Pemkab Sosialisasi Gerakan Nasional Sadar Tertib Arsip

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus mendorong peningkatan…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Pengawasan Internal SOPD Perlu Diperbaiki

SAMPIT — Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM)…

Selasa, 24 Juni 2025 17:20

Bupati Naikkan Target IPM dan Tekan Kemiskinan

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) terus memperkuat arah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers