PALANGKA RAYA – Meski kabut asap pekat terus menyelimuti Kota Palangka Raya, BPBD menilai kondisi itu belum cukup untuk menaikkan status bencana dari siaga menjadi tanggap darurat. Pasalnya, berdasarkan data yang ada, situasi terkini dinilai belum membahayakan.
”Terkait status bencana masih siaga karhutla, belum menuju status tanggap darurat bencana karhutla,” kata Plt Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangka Raya, Minggu (8/9).
Dia melanjutkan, asap yang menyelimuti Palangka Raya, selain dari kebakaran di beberapa titik wilayah itu, juga dari daerah lain yang juga terjadi kebakaran.
Menurutnya, ada lima tolok ukur untuk menaikkan status status siaga ke tanggap darurat, yakni risiko kesehatan, perdagangan, pendidikan, transportasi, dan perekonomian. ”Kondisi terkini, tim telah memperhatikan status ini, masih dalam angka aman dan belum ada risiko yang kuat terhadap lingkungan masyarakat,” katanya.
Terkait risiko kesehatan, lanjutnya, tentu dengan memperhatikan dan mempertimbangkan indeks pencemaran udara yang bisa membahayakan. Selain itu, di lini perekonomian, juga belum terlalu berpengaruh. Pasalnya, komoditas kebutuhan juga masih stabil dan kabut asap ini tidak sampai memengaruhi inflasi.
”Meski di tengah kabut asap, harga dan stok komoditas hingga saat ini masih terkendali dan belum mengalami kelangkaan,” katanya.
Sektor transportasi, lanjutnya, juga belum terpengaruh kabut asap. Akses transpotasi di pusat kota berjalan kondusif dan aman. ”Walaupun, beberapa waktu lalu pesawat garuda gagal landing di Bandara Tjilik Riwut, tetapi itu bisa diatasi dengan segera,” ujarnya.
Sebelumnya, peningkatan karhutla yang mengakibatkan kian pekatnya kabut asap di Kalimantan Tengah (Kalteng) membuat Gubernur Kalteng Sugianto Sabran geram dan melontarkan pernyataan tegas. Salah satunya, meminta pejabat terkait mundur jika tidak mampu menangani masalah tersebut.
Dalam rapat koordinasi evaluasi pelaksanaan tugas satgas gabungan pencegahan dan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalteng 2019 di Aula Eka Hapakat Jumat lalu, dia menyatakan apabila kondisi saat ini terus dipertahankan, ke depan malah semakin memburuk.
”Kalau tidak mampu segera mengundurkan diri,”tegasnya didampingi Sekretaris Daerah (Sekda) Kalteng Fahrizal Fitri.
Sugianto juga menekankan, saat ini Palangka Raya dan wilayah Kotawaringin Timur (Kotim) diselimuti asap karhutla. Padahal, hal tersebut bisa diperdiksi dan diantisipasi secara serius.
”Padahal bisa ditanggulangi. Sebab, jika tiba musim kemarau, harusnya semua pihak ada langkah konkret antisipasi karena musim kemarau bisa diprediksi,” tandasnya. (sos/ign)
(sos)