PALANGKA RAYA – Dinas UMKM Kota Palangka Raya mengeluarkan pernyataan yang ”menyerang” (kritik, Red) pengusaha perhotelan. Investasi di sektor jasa itu dinilai tak mendukung kegiatan Palangka Fair yang dilaksanakan Pemerintah Kota Papangka Raya pada 24-28 Agustus 2019 lalu.

”Kami sudah melakukan permohonan, bahkan saya datang sendiri ke beberapa perhotelan di Kota Cantik untuk meminta support (dukungan), namun tidak satu pun yang merespons baik. Padahal terlaksananya event ini akan berdampak bagi mereka ke depannya," kata Kepala Dinas UMKM Kota Palangka Raya Afendie.

Afendie yang juga ketua panitia pelaksana kegiatan itu menyesalkan ketidakpedulian pengusaha hotel itu. Padahal, apabila event tersebut berjalan setiap tahun dan masuk kalender nasional, akan berdampak bagi mereka.

Di sisi lain, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangkaian peringatan hari jadi Kota Palangka Raya. ”Saya mengharapkan mereka bisa lebih berpartisipasi dalam pembangunan Kota Palangka Raya, terutama dalam peningkatan sektor UMKN dan pariwisata,” katanya.

”Kami sebenarnya tidak masalah, namun menyesalkan hal itu, karena apa yang kami lakukan ini akan berdampak besar bagi mereka. Seperti salah satunya event Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) akan dimasukkan dalam kalender nasional. Apakah itu tidak akan berdampak ke depannya apabila diminati wisatawan luar daerah?” ujarnya.

Dia menambahkan, pemerintah saat ini sudah mulai membangun sentra hasil UMKM masyarakat yang bisa dijadikan oleh-oleh. Hal itu juga akan lebih membantu dan memudahkan mereka dalam melayani wisatawan atau pengunjung.

”Sentra oleh-oleh kami sudah mulai dipersiapakan. Saat ini sedang dalam tahap pengembangan yang berada di Jalan Temanggung Tilung. Mestinya lebih banyak partisipasi mereka melalui program-programnya untuk kemajuan bersama,” pungkasnya. (agf/ign)