SAMPIT – Proyek drainase di Jalan MT Haryono Sampit membuat warga marah. Sebab, drainase di sepanjang Jalan MT Haryono justru menutup saluran air milik warga sekitar. Jika hujan datang, dipastikan air dari rumah warga tidak bisa masuk ke drainase yang saat ini sedang dibangun. 

Warga mengancam akan melakukan demonstrasi ke Bupati Kotim. Sebab surat permohonan dan keluhan mereka tidak digubris.

”Kami sudah menyurati Dinas Pekerjaan Umum dan kontraktor,  tetapi tidak dihiraukan,” kata Iman, salah seorang warga  yang terdampak.

Dia mengungkapkan, Ketua RT setempat sudah sepakat untuk melakukan aksi tersebut. Persoalannya adalah tidak adanya lubang saluran dari rumah warga ke drainase yang sedang dibangun. Ketika musim hujan tiba, dipastikan rumah warga di bagian  kiri dan kanan Jalan MT Haryono akan terendam banjir.

”Rumah kami lebih rendah dibanding jalan. Sementara drainse tinggi, dan tidak dibuatkan lubang untuk saluran air dari rumah kami,” kata dia.

Anto warga lainnya juga mengeluhkan hal itu. Dia menyebutkan, titik yang dikeluhkan itu mulai jalur seberang drainase rumah makan Abah Ubai di depan  saluran pembuangan  air di seberang Bakso Arema. 

”Kalau pemkab tidak bisa membuat saluran dari rumah ke drainase, biar kami sendiri yang membuat lubang itu dengan cara sendiri, asalkan jangan salahkan kami,” tegasnya.

Proyek drainase dengan anggaran tahun jamak ini menelan dana sekitar Rp 55,4 miliar. Dana itu dianggarkan selama tiga tahun berturut-turut.  Kontraktornya yakni PT Sampaga Raya. Namun, dalam perjalanannya disinyalir pengerjaan proyek drinase ini disubkontrakkan kepada tiga kontraktor. (ang/yit)