Pamela dan David, pasangan wisatawan mancanegara berkewarganegaraan Italia, merasa aneh saat menginjakkan kaki di Bandara Iskandar Pangkalan Bun, tiga hari lalu.
==========
Hal pertama yang dirasakan pasangan muda ini adalah begitu tidak nyamannya kondisi udara saat itu. Dia sempat menanyakan hal tersebut kepada tour guide yang menjemputnya.
Pamela menyampaikan, karena hari itu merupakan perjalanan wisata pertama kalinya ke Kalimantan, ia merasa aneh saat menjumpai asap yang menyelimuti Kota Pangkalan Bun. Dari mana asap tersebut? Kenapa ada di mana–mana?
“How the fire happened? (Kenapa kebakaran ini terjadi),” ujarnya, Selasa (17/9).
dia baru mengetahui bahwa asap yang menyelimuti Kota Pangkalan Bun sepanjang hari akibat dari terbakarnya hutan di Kotawaringin Barat. Kebakaran itu akibat ulah oknum masyarakat yang tidak bertanggungjawab terhadap alam.
Ia merasa beruntung saat terbang dari Semarang ke Pangkalan Bun beberapa hari lalu, pesawatnya mendarat dengan aman di Bandara Iskandar Pangkalan Bun. Namun ia mengungkapkan, kabut asap ini kalau terus terjadi akan mengganggu penerbangan bagi wisatawan seperti dirinya. Selain itu, pesawat juga bisa batal berangkat dan wisatawan batal mengunjungi Tanjung Puting.
“Kebakaran tentu juga akan berdampak bagi semua, bukan saja bagi kesehatan manusia tetapi juga habitat satwa yang ada di hutan,” ungkapnya melalui penterjemah.
Ia juga mendapat penjelasan bahwa kebakaran hutan dan lahan besar sempat terjadi pada tahun 2015, dan kejadian tersebut terulang kembali pada tahun 2019. “Its too bad (sangat buruk sekali),” pungkasnya. (tyo/sla)