SAMPIT – Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Kotawaringin Timur telah mengelola dana Corporate Social Responsibility (CSR) yang diperoleh dari beberapa perusahaan. Rencananya dana tersebut akan dialokasikan untuk membangun taman di sepanjang median Jalan Jenderal Ahmad Yani.
Pantauan Radar Sampit, di sepanjang median Jalan Ahmad Yani yang dimanfaatkan sebagai taman tampak kerangka pot bunga yang terbuat dari besi berbentuk setengah lingkaran dengan polesan cat warna warni.
Di tengah-tengah kerangka pot bunga tersebut terpasang papan nama berbagai perusahaan, di antaranya perusahaan sawit, Bank BRI, dan Pelindo III. Namun, saat itu pot bunga yang terbuat dari plastik berwarna putih belum semua ditanami bunga.
”Sampai saat ini sudah terpasang sekitar 10 pot tetapi bunganya belum kami tanami karena kemarau. Jadi kurang tepat waktunya untuk menanam bunga. Insya Allah kalau cuacanya mendukung kami lanjutkan penanaman bunganya,” kata Kepala Disperkim Kotim Ahmad Sarwo Oboi, Kamis (10/10).
Oboi mengatakan, dari semua pembuatan kerangka pot bunga yang terbuat dari besi berbentuk setengah lingkaran tersebut merupakan dana yang diperoleh dari dana CSR dari berbagai perusahaan yang dikelola Disperkim untuk pembangunan taman.
“Untuk dana CSR yang khusus dikelola Disperkim ada empat perusahaan, di antaranya Pelindo III dengan nilai sekitar Rp 40 juta tetapi percisnya saya lupa,” ujarnya.
Selain itu lanjut Oboi, ada juga dana CSR yang diperoleh dari Bank BRI dengan nilai Rp 27 juta, PT Sapta Karya Damai senilai Rp 6 juta, dan Wilmar Grup senilai Rp 13 juta.
“Dana CSR yang dikelola Disperkim ini dialokasikan untuk pembuatan kerangka pot bunga yang terbuat dari besi berbentuk setengah lingkaran, bunganya dan termasuk biaya pemeliharaannya selama satu tahun,” katanya.
Pembangunan kerangka pot bunga termasuk bunga ini rencananya akan ditanami disepanjang Jalan Ahmad Yani.
“Sementara ini dana yang tersedia ini khusus yang ditempatkan disepanjang Jalan Ahmad Yani dulu,” ujarnya.
Dikatakannya pula, bunga tersebut juga langsung didatangkan dari Kota Malang, Jawa Timur, dan bukanlah jenis bunga lokal.
“Saat ini bunganya sudah tersedia dan langsung pesan di Malang. Jenis bunganya import bukan bunga import jadi bunganya tidak begitu tahan panas terik matahari,” ujarnya.
Sementara itu, mengenai penyaluran dana CSR tersebut ada yang dipihakketigakan dan ada pula yang diserahkan ke Disperkim Kotim.
“Ada juga mereka sendiri yang mengelolanya. Jadi, Disperkim tinggal terima barangnya langsung,” katanya.
Sedangkan untuk besaran dana CSR yang diterima Disperkim setiap tahunnya beragam tergantung dana CSR yang diserahkan di setiap perusahaan tersebut.
“Khusus dana CSR untuk Disperkim besaran dana CSR tiap tahunnya tidak menentu karena tergantung usulan dan ketersediaan dana pihak ketiga, kalau untuk SOP lain yang ada di Kotim saya tidak tahu berapa besaran dana CSR-nya karena kewenangan masing-masing SOPD,” tandasnya. (hgn/yit)