PANGKALAN BUN - Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) masih menjadi magnet bagi wisatawan mancanegara, setelah dikunjungi ratusan para yachter dunia yang tergabung dalam Sail To Indonesia, wilayah konservasi Orangutan ini disinggahi kapal pesiar mewah MV Le Laperaouse Cruice, Kamis (28/11) pukul 04.15 WIB.
Kapal pesiar asal Perancis tersebut merapat di perairan Kumai tepatnya di muara Sungai Buluh Kecil dengan membawa 154 wisatawan dan 114 kru kapal. Para wisatawan itu berasal dari Perancis, Australia, Swiss, Amerika, Belgia, Selandia Baru, Jerman, Spanyol, Belarus, dan Argentina itu turun mengeksploitasi keindahan TNTP dengan habitat kera besarnya. Mereka turun dalam dua rombongan menyusuri Sungai Buluh Kecil dengan menggunakan perahu karet (zodiac milpro).
Ada 10 perahu karet berjalan beriringan membawa sebanyak 96 orang yang tergabung dalam rombongan pertama menyusuri Sungai Buluh Kecil dan melihat cagar alam hutan di sekitar sungai serta menyaksikan Orangutan makan di lokasi feeding di Camp Lackey. Setelah kembali ke kapal, rombongan ke dua dengan jumlah 77 wisatawan kembali berangkat di jalur yang sama dan berakhir di Camp Lackey untuk melihat pemberian makan Orangutan pada sore harinya. Pukul 20.00 WIB kapal pesiar MV Le Laperaouse Cruice meninggalkan muara Sungai Buluh Kecil untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi wisata lainnya di Nusa Tenggara Barat.
Ketua Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Kotawaringin Barat, M. Yusuf mengatakan, kedatangan kapal pesiar MV Le Laperaouse Cruice ke TNTP untuk melihat keindahan wisata susur sungai dan pemberian makan Orangutan (feeding). “Ratusan wisatawan itu berkunjung dalam rangka expedition tour Asia Tenggara dan dijadwalkan hanya satu hari berada di muara Sungai Buluh Kecil,” katanya.
Menurutnya karena besarnya kapal pesiar mewah MV Le Laperaouse Cruice mengakibatkan kapal tidak bisa masuk dan sandar di Pelabuhan Panglima Utar Kumai.
“Mereka menikmati keindahan cagar alam hutan di Sungai Buluh Kecil dan pemberian makan Orangutan, tadi malam (kemarin) kapal sudah bertolak ke NTB,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Satuan Polisi Perairan Polres Kobar, Iptu Herbet P Simanjuntak mengatakan, kedatangan kapal pesiar MV Le Laperaouse Cruice mendapat pengamanan terbuka dan tertutup oleh unit pengawasan orang asing dari Polair dan Polsek Kumai.
Selama kegiatan berlangsung terus dilakukan pengawasan dan monitoring terhadap keberadaan mereka, termasuk pengawalan saat susur sungai dengan menggunakan perahu karet.
“Pengawasan para wisatawan asing tersebut karena tidak menutup kemungkinan selama di wilayah Kabupaten Kobar menjadi korban tindak pidana, atau melakukan kegiatan - kegiatan yang tidak sesuai dengan dokumen keimigrasian,” pungkasnya. (tyo/sla)