SAMPIT – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit bakal memasang perangkap untuk mengamankan beruang yang masuk ke permukiman warga di Jalan Tjilik Riwut, Kecamatan Baamang, Sampit. Perangkap dipasang untuk meredam kekhawatiran warga, mengingat satwa itu dinilai tergolong mematikan jika merasa terancam.
”Insya Allah, pada Rabu (18/12) nanti perangkap akan kami pasang. Warga sekitar memang sudah merasa terancam. Apalagi mengingat hewan ini sifatnya mematikan,” kata Komandan BKSDA Pos Jaga Sampit Muriansyah, Minggu (15/12).
Muriansyah menuturkan, sejumlah informasi dari warga memperkuat keberadaan beruang tersebut di sekitar permukiman. Warga terkadang mendengar suara sesuatu jatuh dari atas pohon, terutama malam hari. Menurutnya, beruang memang lebih suka menjatuhkan diri dari atas pohon.
”Hewan ini kalau masalah memanjat memang jagonya. Tapi, beruang ini tidak jago turun kembali seperti memanjat. Artinya, dia lebih memilih menjatuhkan diri dari atas pohon yang dia panjat. Terutama, pohon yang dijadikannya sebagai tempat tidur,” katanya.
Mengenai kemunculan beruang di permukiman warga, Muriansyah belum bisa memastikan penyebabnya. Namun, dia hal itu dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kotim beberapa waktu lalu.
Muriansyah juga meminta warga tak lagi membuang sampah sembarangan. Pasalnya, sampah bisa memicu kemunculan beruang. ”Kami menemukan banyak sampah berserakan di Jalan Walter Hugo, Kecamatan Baamang. Apalagi, di sekitar sampah yang berserakan, terdapat banyak bekas lintasan yang dilalui beruang,” ungkapnya.
Rohmi (30), warga setempat mengatakan, beruang berukuran besar sempat menggegerkan warga sekitar saat menyeberang Jalan Tjilik Riwut, tepat ke arah samping kantor Polsek Baamang. Di samping kantor itu memang masih berupa hutan yang cukup lebat.
”Kejadiannya malam hari. Kebetulan tidak ada pengendara yang melintas. Tiba-tiba kami melihat beruang berjalan merangkak menyeberang Jalan Tjilik Riwut menuju Polsek Baamang,” katanya. (sir/ign)