SAMPIT – Prestasi membanggakan kembali diraih Radar Sampit. Surat kabar yang bermarkas di Kota Mentaya ini mendapat penghargaan sebagai surat kabar regional Kalimantan terbaik dengan meraih Golden Winner pada ajang Indonesia Print Media Award (IPMA) dan penghargaan silver winner dalam ajang Indonesia Young Reader Award (IYRA).
Penayangan awarding session melalui channel Youtube Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat, Rabu (24/2) siang. Golden Winner diberikan atas karya Radar Sampit edisi 21 Maret 2020 yang mengangkat isu pandemi Covid-19 di Kalteng dari berbagai sudut pandang dan dilengkapi data yang komprehensif. Sedangkan penghargaan Silver Winner kategori Indonesia Young Reader Award diberikan pada Radar Sampit edisi 3 Mei 2020.
Secara keseluruhan, ada tujuh surat kabar di Kalimantan yang mendapat penghargaan sebagai surat kabar regional terbaik, yakni Tribun Kaltim (Bronze Winner), Radar Tarakan (Bronze), Banjarmasin Post (Silver), Kalteng Pos (Silver), dan Radar Banjarmasin (Silver). Hanya dua media yang mendapat penghargaan tertinggi dengan Golden Winner, yakni Radar Sampit dan Kaltim Post.
Untuk penghargaan IPMA, tahun ini tim juri menerima 307 karya, yang terdiri dari 232 karya sampul muka dan 73 karya konten terbaik, dari 86 perusahaan penerbitan di seluruh Indonesia. Bersamaan dengan pengumuman penganugerahan IPMA, juga dilakukan pengumuman penganugerahan Inhouse Magazine Awards (InMA), Student Print Media Awards (ISPRIMA), dan Indonesia Young Readers Awards (IYRA) 2021, dengan total 548 karya peserta yang diterima tim juri.
Direktur Radar Sampit Siti Fauziah mengaku bangga dan terharu dengan kinerja tim redaksi dan tim kreatif Radar Sampit dalam menyajikan konten yang mendalam dengan perwajahan yang menarik. ”Pandemi covid-19 membatasi gerak jurnalis dan semua pihak, tetapi tim Radar Sampit tetap bekerja penuh semangat dan menghasilkan karya luar biasa,” ujar Siti Fauziah.
Menurutnya, capaian golden winner IPMA serta silver winner IYRA ini diperoleh saat situasi sangat berat, yakni ketika Radar Sampit terdampak lesunya ekonomi di masa pandemi.
”Terima kasih dan apresiasi tinggi untuk seluruh tim yang sudah bekerja keras penuh loyalitas. Semoga menjadi penambah semangat agar lebih baik, dan menginspirasi bagi rekan-rekan media lain yang belum juara,” ucap Siti.
Sementara itu, Ketua Harian Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat Januar P Ruswita mengatakan, awarding berlangsung sejak 2010. Ini ajang yang memperlihatkan bagaimana dinamisnya kinerja media massa. Saya menyampaikan penghargaan kepada peserta yang telah berpartisipasi dalam kompetisi tahunan ini.
”Selamat kepada para pemenang. Semoga prestasi ini menjadi motivasi untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik, dan menjadi inspirasi bagi peserta yang belum menang,” katanya.
SPS juga meluncurkan buku ”Kebebasan Pers dan Wajah Industri Pers Pasca-Covid-19”. Buku ini berisi pandangan praktisi media terkait isu kebebasan pers dan masa depan industri pers pasca-pandemi Covid-19.
Editor buku ”Kebebasan Pers dan Wajah Industri Pers Pasca-Covid-19” Asmono Wikan mengatakan, buku ini disusun sebagai sebuah respons atas pandemi serta fakta tentang kebebasan pers. Meskipun ada Undang-Undang Pers, tidak ada lagi intervensi dari penguasa. Namun, pers menghadapi tantangan untuk bisa bertahan di masa pandemi. Justru yang menjadi momok adalah pandemi itu sendiri yang mampu ”membredel” industri pers. (yit)