SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

SAMPIT

Senin, 18 Januari 2021 10:08
Asyiknya Pembeli Bisa Panen Sayuran Sendiri
BISA PANEN SENDIRI: Ibu-ibu sedang swafoto dengan latar belakang sayuran segar di stan Petani Hidroponik Sampit dalam acara Bazar UMKM Jelawat di Jalan Ahmad Yani Sampit, Sabtu (16/1). Acara ini diselenggarakan oleh Disperdagin Kotim dengan melibatkan berbagai asosiasi UMKM, diantaranya API-UMKM, Akumandiri, dan Gemawira. (HERU/RADAR SAMPIT)

SAMPIT - Sayuran segar berderet di pipa instalasi hidroponik yang ditata secara vertikal. Ada pakcoy, samhong, selada, bayam brasil, kale, seledri, lainnya. Stan milik Petani Hidroponik Sampit (PHS) ini menjadi spot favorit untuk swafoto para pengunjung Bazar UMKM Jelawat di Pasar Rakyat Mentaya, Jalan Ahmad Yani Sampit, Sabtu (16/1) sore.

Selain menjadi spot foto, produk sayuran segar juga menjadi incaran para kaum Hawa. Mereka tertarik membeli sayur di stan PHS karena produknya sangat segar dan dalam keadaan hidup. Jadi, konsumen bisa memetik langsung dari instalasi hidroponik.

Ada juga makanan olahan dari sayur segar, seperti aneka jus sayur buatan Mentaya Ponik, burger sayur dari Galery MM, dan keripik bayam brazil karya Pakde Ponik.

Petani Hidroponik Sampit sudah beberapa kali mengikuti bazar.  Namun, bazar kali ini lebih ramai dari biasanya karena digelar bersama dengan 40 pegiat UMKM. Acara yang dibuka oleh Pelaksana Tugas Sekda Kotim Suparmadi didampingi Plt Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian H Zulhaidir ini menjadi ajang promosi bagi PHS.

Petani Hidroponik Sampit baru berdiri pada 1 Agustus 2020 lalu. Anggotanya pun memiliki latar belakang berbeda-beda. Ada aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN, pengusaha bengkel, transpotir, wartawan, polisi, direktur perusahaan swasta, hingga pengusaha. Perbedaan profesi tak menjadi hambatan untuk silaturahmi. Komunitas yang diinisiasi oleh Amirudin ini juga membuka peluang kerjasama antar-anggota.  

”Ada 45 anggota Petani Hidroponik Sampit, namun yang aktif berkomunikasi sesama anggota hanya belasan orang saja. Mungkin karena kesibukan masing-masing, karena memang punya pekerjaan utama selain berhidroponik,” kata Ketua PHS Heru Prayitno, Sabtu (16/1) sore.

Beberapa anggota PHS sering kumpul untuk sharing pengalaman. Banyak hal yang dibicarakan. Mulai dari kendala sistem hidroponik hingga membahas pengembangan usaha. Tempat kumpulnya pun tidak menentu, karena memang belum memilik markas tetap. Kadang di Kebun Mentaya Ponik, Mirsa 91, Hidroponik 88, atau di rumah pembina PHS Susilo Adi.  

Dari puluhan anggota yang tergabung dalam PHS, ada yang sekadar hobi, ada juga yang sudah mengembangkan untuk bisnis. Anggota yang mulai melangkah ke bisnis hidroponik memiliki lebih dari 2.000 ribu lubang tanam, seperti Susan, Pratama, Norcahyono, Teguh Priantoro, dan Hidroponik 88. 

Saat ini, kebun terbesar adalah milik Teguh. Dia membangun kebun Mentaya Ponik di Jalan Melon, Sampit. Ada lebih dari 7000 titik tanam yang dikelolanya. Teknik yang digunakan berupa rakit apung.

Teguh yang juga Sekretaris PHS ini juga berhasil membuka jalan pemasaran. Targetnya adalah Hypermart, Bintang Swalayan, dan warung-warung sembako yang tersebar di Kota Sampit.

Karena kebunnya belum bisa memenuhi permintaan pasar, Teguh menggandeng sesama anggota PHS. Bak gayung bersambut, anggota PHS dengan senang hati ikut memasok sayur segar membantu Mentaya Ponik memenuhi permintaan pasar. Kerjasama saling menguntungkan pun terjalin. Anggota yang masih bingung memasarkan sayur segar, kini ditampung oleh Mentaya Ponik.

Anggota PHS yang menjalin kerjasama dengan Mentaya Ponik diantaranya Hidroponik 88, Pratama, Norcahyono, Suryaningsih, Susilo Adi, Dedy, Hartis, dan lainnya.

”Saat ini yang jadi persoalan bukan bagaimana menjualnya, tapi bagaimana supaya stok sayur itu selalu ada. Permintaan pasar cukup banyak, kadang saya dan kawan-kawan kewalahan juga,” kata Teguh.

Pria yang sehari-hari bekerja di PT Pelindo III Sampit ini mengawali hobi hidroponik sejak tiga tahun lalu. Dia mulai menjadikan hidroponik sebagai lahan usaha sejak pertengahan 2020. Mengingat ada pekerjaan utama sebagai pegawai BUMN, Teguh harus pintar pintar membagi waktu.

”Ya diatur waktunya. Jangan sampai mengganggu pekerjaan utama. Sabtu dan Minggu libur, bisa kita manfaatkan untuk full di kebun. Kalau hari biasa, dari subuh sampe jam tujuh pagi di kebun. Setelah itu kerja ke pelabuhan,” kata Teguh.

Sementara itu anggota PHS lainnya, Mansyah, memiliki hobi hidroponik sejak satu tahun lalu. Pekerjaan sebagai driver lintas provinsi membuatnya harus sering meninggalkan kebunnya. Namun itu tak membuat semangatnya surut.  

”Saya tanam, habis itu ditinggal. Yang penting tandon air penuh,” kata Mansyah.

Menurutnya, bertani dengan sistem hidroponik lebih mudah dan praktis karena tidak perlu menyirami tanaman setiap hari. Kebutuhan air dan pupuk cukup disuplai dari tandon yang dilengkapi pompa kecil.

”Makanya saya tinggal sampai seminggu juga tidak masalah. Musuhnya paling hanya kutu daun dan jamur mata kodok saja,” kata Mansyah.

Sementara itu Susilo Adi yang berprofesi sebagai guru mengaku belajar hidroponik secara otodidak. Status aparatur sipil negara tak membuatnya canggung untuk bertani dengan sistem hidrponik.

”Hidroponik itu mudah  dipelajari, mudah perawatannya, hasilnya bisa dinikmati sendiri maupun dijual,” ujar Susilo.

Kondisi pandemi Covid-19 membuatnya suntuk karena lebih sering bekerja dari rumah. Adanya hidrponik di halaman rumahnya menjadi obat suntuk selama pandemi. 

”Asyiknya lagi, sesama petani hidroponik khusus wilayah Sampit sangat erat tali persaudaraannya. Kalau lagi kumpul, stres langsung hilang. Ketawa terus, anggotanya kocak-kocak,” kata pria yang akrab disapa Pakde ini.

Adapula anggota PHS yang berprofesi sebagai polisi, ialah Norcahyono. Selain memiliki kebun hidroponik di rumah, Norcahyono juga mengelola kebun hidroponik di markas Direktorat Polair Polda Kalteng, Jalan HM Arsyad Km 14 Sampit. Green house milik Polair bisa dikatakan paling bagus di Sampit. Konstruksi baja ringan dengan lantai cor yang sudah dilengkapi saluran drainase. 

”Dengan hidroponik, kita dapat bercocok tanam secara efisien dan efektif. Hobi ini tidak mengganggu pekerjaan sama sekali karena tidak terlalu memakan waktu yang banyak. Apalagi sekarang banyak siswa SMK yang magang di kebun hidrponik, kami tinggal kasih pengarahan, mereka semua yang kerjakan,” ujar penghobi hidroponik sejak 2015 ini. (yit)

 


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 22:17

Dishub Diminta Tambah Traffic Light

<p><strong>PALANGKA RAYA</strong> &ndash; DPRD Kota Palangka Raya menilai sejauh…
Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers