PALANGKA RAYA- Pemerintah Kota Palangka Raya bersama jajaran kepolisian melakukan langkah konkret dalam hal antisipasi dampak negatif banjir maupun bencana alam lainnya.
Langkah itu seiring dengan peningkatan intensitas hujan disertai kewaspadaan meningkatnya debit air Sungai Kahayan.
Demi kesiapan menghadapi bencana alam, dilaksanakan apel gelar pasukan dan peralatan kontingensi Aman Nusa II Tahun 2020 di Kantor Wali Kota Palangka Raya, Kamis (19/1).
Kegiatan ini dihadiri Kapolresta Palangka Raya Kombes Pol Dwi Tunggal Jaladri, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, Kejari Palangka Raya Zet Tadung Allo, Kepala SOPD terkait dan instansi vertikal lainnya di lingkup kota Palangka Raya.
“Ini bentuk kesiapan Pemkot Palangka Raya dalam rangka kesiapan personel penanggulangan bencana. Kami menjalin koordinasi dengan aparat guna mempersiapkan hal-hal yang nantinya diperlukan dalam penanggulangan bencana," kata Fairid Naparin.
Fairid menyebut, langkah yang dilakukan pemerintah ini untuk mempersiapkan diri sedini mungkin, tak hanya soal banjir tapi juga bencana alam lain. Terlebih kondisi saat ini peningkatan cuaca ekstrem yang bisa terjadi bencana kapan saja.
"Supaya semuanya siaga dengan cuaca saat ini. Bila nantinya terjadi banjir dan sebagainya, maka personel sudah siap," tuturnya
Sementara, Kombes Pol Jaladri menekankan, apel gelar pasukan ini dilaksanakan untuk menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam akibat tingginya curah hujan, terutama di wilayah Kota Palangka Raya.
"Apel sekaligus untuk memastikan kesiapsiagaan personel Polri, TNI, unsur Forkopimda dan instansi Pemerintah Kota Palangka Raya. Juga pengecekan sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki agar siap digunakan kapan saja," katanya.
Dia menambahkan, pemerintah kota dan seluruh jajaran, baik TNI, Polri hingga Tagana siap bahu membahu melakukan upaya konkret, jika terjadi hal-hal tidak diinginkan, dan berharap masyarakat juga ikut meningkatkan kewaspadaan.
"Saya mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di bantaran sungai agar selalu waspada, bila dimungkinkan kurangi aktivitas di pinggiran sungai karena debit air semakin tinggi," imbaunya. (daq/fm)