Lida Aprilia 13 tahun, warga Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat ini divonis dokter menderita tumor otak stadium III, saat ini gadis kecil berparas cantik itu menjalani tahapan pengobatan di RSUP Kariadi Semarang, untuk melanjutkan pengobatan Lida butuh uluran tangan dari para dermawan
SULISTYO, Pangkalan Bun
Mendung menggelayuti keluarga kecil di desa pesisir pantai Kubu, keluarga dengan latarbelakang ekonomi sebagai nelayan tradisional itu menghadapi cobaan berat. Sejak tiga tahun lalu, putri kesayangan mereka Lida yang saat itu divonis menderita tumor otak.
Langit seakan runtuh, kepedihan tiada terperi dirasakan oleh keluarga kecil yang beralamat di kawasan pesisir terpadu Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, tidak terkecuali sang buah hati yang mulai terkapar tak berdaya menghadapi serangan tumor otak yang menggerogotinya.
Praktis sudah tiga tahun ini Lida hidup dengan tumor otak, keceriaannya sebagai gadis yang mulai tumbuh besar mulai terkikis dengan rasa sakit di kepalanya.
Sudah 17 hari Lida ditangani oleh dokter spesialis di RSUP Kariadi Semarang, di Instalasi Cenderawasih, ditemani sang ibu Nisaniah (33).
Untuk biaya rumah sakit, Nisaniah sudah menyiapkan BPJS, sementara untuk kebutuhan sehari - hari harus berjuang sendiri. Keadaan ekonomi tidak mendukung, perlahan tapi pasti pertahanan keuangan keluarga mulai goyah, dana yang sedianya untuk kebutuhan selama di Semarang kian menipis.
“Saat ini keuangan kami hanya mampu bertahan untuk beberapa hari saja, tapi kami yakin Allah SWT akan senantiasa bersama umatnya yang bersabar,” ujar Nisaniah melalui sambungan telepon.
Walau masih berusia belasan tahun, Lida seolah mengerti dengan kondisi orangtuanya. Sang ibu terus memberikan semangat untuk kesembuhan buah hatinya.
Hingga akhirnya melalui sebuah surat, Lida mengetuk hati masyarakat Kobar melalui Lentera Kotawaringin Barat. Karena ingin sembuh, dan ingin kembali bersekolah untuk memperjuangkan cita-citanya membahagiakan orang - orang yang dicintainya.
Di dalam surat itu ia mengungkapkan bahwa faktor ekonomi kini menjadi kendala, menipisnya uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari bisa menyebabkan mereka pulang yang akan mengakhiri perjuangan mereka selama ini. Segala upaya yang telah dilakukan selama ini akan sia-sia.
“Proses pengobatan Lida masih panjang, masih banyak tahapan yang harus Lida lewati untuk sembuh, Lida mau mengejar cita - cita Lida, tolongin Lida Om dan Tante Lida mau sembuh,” pungkasnya.
Sementara itu Ketua Lentera Kotawaringin Barat Ratna Malasari menyampaikan bahwa untuk membantu kebutuhan berobat dan kebutuhan hidup keluarga Lida selama di RSUP Kariadi Semarang, drencananya pada tanggal 30 Januari 2020 mereka akan melakukan penggalangan dana.
Harapannya dengan penggalangan ini bisa sedikit mengurangi beban ekonomi orang tuanya, dan lebih penting lagi, hasil galang dana tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari selama di Semarang.
“Karena untuk biaya berobat sudah ditanggung oleh BPJS Kesehatan, semoga saja tercukupi dan bisa buat ongkos tiket pulang juga,” harapnya. (sla)