SAMPIT | PANGKALANBUN | PALANGKA | KOTAWARINGIN | METROPOLIS | BARITO | GUMAS | DPRD SERUYAN

METROPOLIS

Sabtu, 08 Februari 2020 09:36
Terkait Polemik Depo Sampah, Begini Tanggapan Disdik
PELAJAR: Sejumlah pelajar yang menggunakan masker saat jam belajar, dikarenakan aroma bau sampah yang sampai ke sekolah mereka, Jumat (7/2).(DIAN TARESA/RADAR SAMPIT)

SAMPIT— Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), siap memfasilitasi antara pihak sekolah dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), untuk membahas polemik depo sampah yang berdekatan dengan sekolah, sebab aroma dari sampah cukup mengganggu aktivitas belajar mengajar di sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kotim Suparmadi mengatakan, ia sudah bertemu dengan pihak sekolah, dan mereka menyatakan jika aroma sampah yang berdekatan dengan SMPN 3 Sampit itu cukup mengganggu mereka. Sebab baunya masuk hingga ke ruang kelas, sehingga mengganggu aktivitas belajar, dan membuat anak – anak harus menggunakan masker.

“Saya juga belum melihat kondisi di dalam depo seperti  apa,  hanya  sepintas saja dan kelihatannya belum rampung, namun sudah dioperasionalkan, mungkin saat angin bertiup ke arah sekolah maka membuat bau,” jelas Suparmadi.

Harapannya DLH dapat merespons hal ini, sebab itu penanganan teknisnya ada di DLH. Bagaimana penanganan sampah tersebut. Apakah depo yang belum selesai tersebut sudah dimanfaatkan, dan diharapkan dapat melakukan komunikasi langsung dengan pihak sekolah.

“Disdik siap untuk memfasilitasi, agar mendapatkan titik temu permasalahan ini. Sebab jika dibiarkan polemik ini akan panjang nantinya. Terlebih akan mengganggu konsentrasi para pelajar yang ada sekolah nantinya, jika dibiarkan,” terangnya.

Terkait dengan penggunaan dan pemanfaatan depo sampah untuk menampung sampah warga sekitar, tentu saja pihaknya mendukung. Namun, dengan teknis penangananya saja yang mesti di sosialisasikan, dan bagaimana terkait mengurangi bau sampah tersebut.

Terpisah, Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) di salah satu perguruan tinggi yang ada di Sampit, Rahmad Jimmy mengatakan, Kotim harus di akui dalam segi pembangunan infrastruktur sangat berjalan dengan baik.

Namun, menurutnya sungguh disayangkan, lagi - lagi pembangunan ini sepertinya tidak didasarkan kepada musyawarah dan koordinasi antarpihak terkait. “Hendaknya, agar tidak muncul hal - hal yang kontra produktif dengan pembangunan, pemerintah harus ulet dalam mengambil langkah. Setelah beberapa bangunan mangkrak seperti eks mentaya dan pasar rakyat mentaya dan pasar mangkikit. Kini depo sampah di kawasan sekolah di wilayah Baamang ternyata diduga tidak melewati konsultasi dan koordinasi dengan pihak sekolah,” tuturnya.

Mengingat jarak depo sampah yang baru di bangun itu dan juga baru beroperasi. Sangat berdekatan dengan fasilitas pendidikan setempat.

“Artinya, pihak terkait yang berperan dalam pembangunan itu tidak mengkaji lebih dalam dampak terhadap lingkungan. Ironi, jika siswa harus menggunakan masker saat belajar. Akibatnya, proses belajar terganggu,” tegasnya.

Terpisah, Akademisi sekaligus aktivis di Kotim, Arif Sadikin Purnama mengatakan, depo sampah ini merupakan upaya yang cukup bagus dari DLH dalam pengelolaan sampah. Namun, sangat disayangkan pihak DLH kurang memperhitungkan dampak negatif membangun depo ditengah pemukiman warga, bahkan sekolah yang keberadaan depo tersebut sangat mengganggu aktivitas.

“Seharusnya DLH dapat memetakan permasalahan yang ada, sehingga tidak terjadinya keresahan seperti ini. Tentunya ini akan menjadi pekerjaan rumah tambahan lagi untuk pemerintah,” tandasnya. (dia/yn/dc)


BACA JUGA

Rabu, 09 September 2015 00:45

Uji Kebohongan, Tim Hukum Ujang Dukung Uji Forensik

<p>&nbsp;PALANGKA RAYA - Tim Kuasa Hukum Ujang-Jawawi menyatakan penetapan hasil musyawarah…

Sitemap
  • HOME
  • HOT NEWS
  • NEWS UPDATE
  • KOLOM
  • RAGAM INFO
  • INSPIRASI
  • FEATURE
  • OLAHRAGA
  • EKONOMI
Find Us
Copyright © 2016 PT Duta Prokal Multimedia | Terverifikasi Dewan Pers