SAMPIT— Awal tahun 2020 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mulai bermunculan, bahkan pada Januari sebanyak 29 kasus DBD terjadi di kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Bahkan berdasarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim kasus paling banyak terjadi di wilayah kota, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.
Tidak menutup kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah, seiring dengan penghujan yang terus terjadi saat ini, kasus DBD perlu penanganan serius sebab jika terlambat diatasi maka akan berdampak kematian.
Kepala Dinkes Kotim Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, DBD patut diwaspadai masyarakat, mengingat perkembangbiakan nyamuk terjadi semakin tinggi di musim penghujan, sementara itu gejala DBD memang cenderung tidak khas, maka dari itu sulit dikenali oleh orang awam.
“Sebenarnya gejala DBD tidak khas, tetapi kalau pasien sudah demam tinggi mendadak, nyeri otot, sakit kepala disertai juga sakit pada bagian belakang mata, terus mual dan muntah itu harus diwaspadai, periksakan langsung ke fasilitas kesehatan," jelasnya.
Menurutnya, sebagian orang juga mengalami gejala DBD yang terjadi pada masalah pencernaan, seperti mual dan muntah, lalu diikuti rasa tak nyaman pada perut atau punggung. Gejalanya bisa berlangsung selama dua hingga empat hari.
Lebih lanjut Faisal menyarankan, agar selalu memerhatikan lingkungan untuk antisipasi terjangkitnya DBD di musim penghujan, dengan rutin membersihkan genangan air. Dinkes pun telah melakukan sosialisasi untuk memberikan informasi, kepada masyarakat terkait DBD, pembasmian jentik, dan pemberantasan sarang nyamuk harus dilakukan. (yn/dc)