SAMPIT— Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), menginstruksikan seluruh kepala puskesmas menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) bersama masyarakat. Langkah itu dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD).
“Dengan PSN bisa memutus mata rantai penyebaran nyamuk, penyebab DBD, mulai dari telur, jentik hingga nyamuknya,” ujar Kepala Dinkes Kotim Faisal Novendra Cahyanto.
Menurutnya, PSN harus dilakukan secara menyeluruh ditiap RT RW. Tidak boleh terputus - putus, PSN harus dilakukan tidak hanya oleh instansi terkait, tapi juga oleh seluruh elemen masyarakat.
Dirinya berharap dengan PSN, penyebaran nyamuk bisa dihentikan, terlebih saat musim hujan seperti sekarang ini yang mana sejumlah penyakit harus diwaspadai.
Data terakhir sampai Januari 2020, ada 32 kasus DBD di Kotim, sedangkan untuk data kasus DBD Februari baru bisa diketahui Senin (2/3) ini.
Awal tahun 2020 kasus paling banyak terjadi di wilayah kota, yakni di Kecamatan Mentawa Baru Ketapang. Tidak menutup kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah, seiring dengan musim penghujan yang terus terjadi saat ini.
Untuk diketahui Sabtu (29/2), seorang anak meninggal dunia diduga DBD. Sehingga dikatakannya, kasus DBD perlu penanganan serius sebab jika terlambat diatasi maka akan berdampak kematian.
Disampaikannya DBD patut diwaspadai masyarakat, mengingat perkembangbiakan nyamuk terjadi semakin tinggi di musim penghujan, sementara itu gejala DBD memang cenderung tidak khas, maka dari itu sulit dikenali oleh orang awam.
“Gejala DBD tidak khas, tetapi kalau pasien sudah demam tinggi mendadak, nyeri otot, sakit kepala disertai juga sakit pada bagian belakang mata, terus mual dan muntah itu harus diwaspadai, periksakan langsung ke fasilitas kesehatan," jelasnya.
Lebih lanjut sebagian orang juga mengalami gejala DBD yang terjadi pada masalah pencernaan, seperti mual dan muntah, lalu diikuti rasa tak nyaman pada perut atau punggung. Gejalanya bisa berlangsung selama dua hingga empat hari.
Sejauh ini pihaknya berupaya menekan kasus melalui sejumlah program, diantaranya fogging dan sosialisasikan kepada masyarakat. Peran aktif masyarakat juga diperlukan sebagai faktor pendukung agar kasus DBD menurun bahkan tidak ada. (yn/dc)