SAMPIT – Jumah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2019 mengalami penurunan 66 kasus jika dibandingkan dengan tahun 2018.
Tercatat di 2019 terdapat 186 kasus, sedangkan 2018 sebanyak 252 kasus. Dan di tahun 2019, wabah DBD ini sudah merenggut empat nyawa.
Jumlah tertinggi terjadi di awal tahun 2019, terutama dua bulan pertama, dimulai Januari 2019 tercatat ada sebanyak 44 kasus, dan Februari sebanyak 29 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotawaringin Timur (Kotim) Faisal Novendra Cahyanto mengatakan, berdasarkan siklus tahunan penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk aedes aegypti itu di mulai pada awal tahun 2019.
“Jumlahnya akan cenderung meningkat khususnya di bulan Januari – Februari 2019,” kata Faisal.
Menurutnya, masyarakat harus waspada DBD seperti dengan tahun sebelumnya, sebab kasus di awal tahun sangat tinggi, terlebih sejak awal bulan ini sudah memasuki musim penghujan.
Kotim yang hampir setiap hari diguyur hujan dengan intensitas tinggi membuat perkembangan nyamuk lebih cepat, nyamuk akan bersarang di benda bekas yang digenangi air.
Meski terjadi penurunan kasus DBD di tahun 2019, namun masyarakat tetap perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah DBD di awal tahun 2020 ini.
Faisal mendorong masyarakat untuk rutin melakukan bersih-bersih lingkungan, hal ini sekaligus untuk memantau perkembangan jentik nyamuk yang bersarang di benda-benda bekas seperti ban, kaleng, botol dan gelas plastik.
“Musim hujan seperti sekarang ini banyak digenangi air, bisa jadi tempat nyamuk bertelur,” ujarnya seraya menyebut dengan kondisi itu populasi nyamuk aedes aegypti meningkat, dan berpotensi meningkat pula kasus DBD.
Lebih lanjut, katanya, pengurasan bak penampungan air harus dilakukan intensif, dengan program 3M plus, yakitu menguras, menutup, mengubur, dan mendaur ulang, diharapkan jumlah kasus DBD kedepan dapat di tekan, sehinggga kasus tersebut tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya.
Disebutkan, beberapa penyakit lainnya seperti flu, batuk, diare, disentri, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan malaria juga berpotensi tinggi di musim penghujan saat ini.
Menurut Faisal, DBD, batuk dan pilek serta demam merupakan penyakit yang memiliki potensi paling tinggi, dan dapat dicegah oleh masyarakat dengan menerapkan pola hidup bersih yang dimulai dari lingkungan rumah masing-masing. (yn/fm)