PANGKALAN BUN - Ulah para sopir truk yang melintasi jembatan Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) kembali membuat kesal pengguna jalan lainnya.
Untuk kesekian kalinya, akibat tidak mau saling mengalah, dua truk besar saling gencet di dinding rangka jembatan. Kemacetan lumayan panjang akhirnya tak terhindarkan karena dua truk tersebut kesulitan untuk melintas. Terlebih saat peristiwa itu terjadi kondisi di jembatan Sungai Arut itu diselimuti kabut.
Warga yang kesal sempat mengeluh dengan perilaku para sopir truk tersebut, menurut masyarakat bila salah satu truk tersebut mengalah maka peristiwa yang sudah berulang kali itu tidak akan terjadi lagi.
Apalagi posisi truk yang saling himpit tersebut bukan di tengah badan jembatan tetapi di ujung jembatan, artinya bahwa memang salah satu sopir memaksakan diri untuk masuk, padahal diketahui lebar jembatan tidak mampu menampung dua truk bila saling berpapasan.
"Ini posisinya di ujung jembatan, artinya kan salah satu truk memaksa masuk, inilah akibat kalau tidak menghargai pengguna jalan lain. Mereka seenaknya saja tanpa memikirkan dampaknya, apalagi muatan mereka ini tidak terkontrol," kata salah seorang pengendara roda dua yang terjebak kemacetan, Jumat (13/3) pukul 06.15 WIB.
Sementara itu, Plt Dinas Perhubungan Kotawaringin Barat, Majerum Purni menyampaikan, dengan kondisi jembatan yang masih tipe C, harusnya para sopir truk tidak saling meninggikan egonya masing - masing salah satunya harus mengalah.
Menurutnya sudah saatnya jembatan tersebut dibangun pos pengawasan sembari menunggu pembangunan jembatan tipe A cable stayed selesai. Karena peristiwa tersebut bukan sekali dua kali terjadi, sehingga hal ini harus menjadi perhatian serius.
"Apalagi kita sudah pasang rambu petunjuk, baik dari sisi Jalan Kolam maupun yang dari arah Pangkalan Bun. Dalam rambu tersebut sudah jelas berapa kapasitas badan jembatan sehingga para sopir harusnya dapat memperkirakan dengan lebar jembatan tersebut saat melintas," pungkasnya.
Setelah melakukan berbagai upaya dengan dipandu oleh warga, akhirnya salah satu kendaraan truk tersebut dapat lolos dan arus lalu lintas kembali normal.
Untuk diketahui bahwa ulah ugal - ugalan para sopir truk bermuatan berat sudah sering dikeluhkan oleh masyarakat, terlebih bila melintas tanpa muatan sopir truk memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi di permukiman padat penduduk baik Raja Seberang, maupun Kelurahan Mendawai Seberang. (tyo/sla)