PANGKALAN BUN - Jumlah armada pengangkut sampah yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tidak sebanding dengan jumlah volume sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh masyarakat setiap harinya.
Dinas Lingkungan Hidup mencatat volume sampah setiap harinya yang diangkut oleh truk sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) mencapai 45 sampai 50 ton. Sementara armada yang dimiliki oleh DLH hanya berjumlah 13 buah dan tiga di antaranya sudah tidak bisa dioperasionalkan lantaran mengalami kerusakan.
Informasi dihimpun, kerusakan truk-truk tersebut karena rata-rata bak truk sudah mengalami keropos terkena asam Lindi (Lheachate) yang merembes ke chasis kendaraan.
Kepala Seksi Penanganan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotawaringin Barat, Ryan Sanjaya mengakui bahwa dari 13 armada truk yang dimiliki, 3 di antaranya sudah rusak dan tidak bisa beroperasi. “Praktis hanya 10 yang operasional, melayani rute Pangkalan Bun, Kumai, dan Kotawaringin Lama (Kolam),” terangnya, Senin (26/7).
Ia menegaskan bahwa dengan volume sampah yang terus bertambah, terlebih pada musim buah seperti saat ini, jumlah armada yang dimiliki sangatlah kurang. Ia mengungkapkan bahwa 50 ton sampah tersebut adalah sampah yang masuk ke TPA setiap harinya, namun ada sampah yang tidak bisa terangkut dan bila memenuhi seluruhnya maka lebih dari 50 ton.
“Untuk menyiasatinya maka 1 armada akan melayani satu jalur pengangkutan, dan bila ada sampah yang tidak terangkut pada pagi harinya, akan diangkut oleh truk sampah pada siang harinya yang bertugas menyisir ulang,” katanya.
Menurutnya untuk perawatan armada setiap harinya yang rutin dilakukan adalah pada minyak pelumas dengan ban luar. “Dan untuk perawatan berkala termasuk spare part setiap tahunnya dianggarkan sekitar 200 jutaan rupiah,” pungkasnya. (tyo/sla)