PALANGKA RAYA- Aksi remaja nakal kurang adab kembali terjadi di Kota Palangka Raya, di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan bulan Suci Ramadan.
Kali ini aksi menghidup aroma lem yang mengandung zat adiktif berbahaya dilakukan enam remaja inisial MS (18), P (23), U (14), R (19), DR (17) dan DC (17).
Kelakuan mereka ini pun dipergoki aparat Ditsampta Polda Kalteng, saat sedang asyik menikmati aroma lem yang bisa menyebabkan halusinasi tersebut, pada Sabtu (16/5) malam.
Selain mengamankan enam pemuda, petugas juga menyita barang bukti berupa belasan kaleng lem merk fox yang berlokasi di Jalan Dr Murjani. Bahkan salah satu dari mereka, berinisial R dan MS diketahui sebagai penjual lem dengan keuntungan Rp 5000 per kaleng. Aksi tersebut terungkap, berkat laporan masyarakat dan ditindaklanjuti secara cepat oleh petugas.
Diakui mereka saat ditanyai, menghirup lem karena bisa membuat melayang-layang, walaupun mengetahui bisa merusak kesehatan. Mereka juga mengakui pula sudah candu menghisap aroma lem dan kadang dipakai bergantian, kadang beli sendiri-sendiri. Setelah dipergoki seluruhnya sudah diamankan di Markas Ditsampta Polda Kalteng.
Wadir Ditsampta Polda Kalteng AKBP Timbul RK Siregar menjelaskan, pengungkapan remaja pengguna lem fox berawal dari laporan masyarakat. Ditindaklanjuti melalui patroli malam hingga akhirnya menemukan sejumlah remaja sedang asyik mengisap atau mabuk lem.
"Seluruhnya akan menjalani pembinaan dan orang tua masing-masing akan dipanggil. Mereka juga membuat perjanjian untuk tidak mengulangi perbuatan serupa. Dan jika nanti terlibat lagi akan diproses sesuai aturan berlaku,” imbuhnya.
Timbul menegaskan, kepolisian tidak akan tinggal diam dan terus melakukan kegiatan dalam menjaga keamanan. Apalagi dalam kondisi wabah covid dan penerapan PSBB ini.
Sementara itu pengakuan R, dirinya menjual lem fok lantaran banyak yang membeli dan keuntungan per kaleng lumayan besar yakni lima ribu rupiah. Dirinya membeli harga Rp 10 ribu dan dijual kembali 15 ribu. Dengan modal Rp 100 ribu bisa meraup laba untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.
Pria yang sehari-hari bekerja pencetak batako ini juga mengaku, dalam sehari bisa menjual puluhan kaleng lem tersebut dan cepat mendapatkan keuntungan. ”Saya akui menjual lem karena cepat laku, satu kaleng dapat lima ribu rupiah Uangnya digunakan untuk kehidupan sehari-hari,” cetusnya. (daq/gus)