PANGKALAN BUN - Belum usai wabah corona virus disease atau Covid-19, saat ini Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dihantui ancaman bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Pasalnya, di wilayahm berjuluk Bumi Marunting Batu Aji ini merupakan kawasan yang setiap tahunnya menjadi langganan kebakaran hutan. Mengingat vegetasi lahan didominasi oleh gambut dan mineral. Hal ini memerlukan pemetaan dan antisipasi terhadap musibah tahunan tersebut, terutama di tiga kecamatan yang dipetakan menjadi wilayah paling rawan Karhutla.
"Ada tiga kecamatan yang kita nilai rawan terjadi Karhutla, yaitu di Kecamatan Kotawaringin Lama, Kecamatan Arut Selatan, dan Kecamatan Kumai,"ungkap Bupati Kobar, Nurhidayah pada Jumat (5/6), kemarin.
Dirinya berharap di Kabupaten Kobar jangan sampai terjadi secara bersamaan, baik merebaknya wabah virus korona maupun kabut asap akibat Karhutla. Mengantisipasi hal tersebut pihaknya meminta warga agar mematuhi imbauan pemerintah untuk tidak membakar lahan. Selain itu disisi yang lain warga juga harus mematuhi protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Bila Karhutla terjadi di saat pandemi Covid-19 dan kabut asap Karhutla berlangsung, maka hal itu akan berdampak pada upaya pemerintah untuk melawan korona," tegas Nurhidayah.
Untuk itu lanjutnya, agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan di kawasan yang tidak produktif maka Pemkab Kobar akan memanfaatkan lahan tersebut untuk menunjang ketahanan pangan dalam masa pandemi Covid-19.
Ditambahkannya, sebagian besar kemungkinan bahwa dalam pemanfaatan lahan tidak produktif nantinya akan dilakukan penanaman komoditas jagung, karena saat ini pasaran untuk komoditas tersebut telah tersedia.
"Kita telah menyampaikan hasil pemetaan daerah rawan Karhutla kepada Gubernur Kalteng Sugianto Sabran," tandas Nurhidayah. (tyo/gus)
.