SAMPIT - Rumah semi permanen di Gang Sari Bumi, Jalan Christopel Mihing, Sampit, jadi arang, Kamis (18/6) pukul 12.00 WIB. Seorang bocah berusia 10 tahun dan bayi yang ditinggalkan ibu ke warung berhasil selamat dari kobaran api.
Saat kejadian, Yuni meninggalkan anaknya yang berumur 10 tahun dan seorang bayi untuk membeli susu. Sedangkan suaminya sedang bekerja di Pusat Perbelanjaan Mentaya (PPM) sebagai tukang becak.
Saat keduanya anaknya di rumah tanpa orang tua, api muncul dari plafon rumah. Anak yang berumur 10 tahun, Anggi, langsung menyelamatkan adiknya yang masih bayi ke luar rumah. Lalu dia teriak meminta tolong tetangga.
Yuni yang baru pulang dari warung langsung panik melihat rumahnya berkobar. Dia semakin histeris lantaran keduanya anaknya ditinggal sendirian di rumah.
"Saya tidak sempat menyelamatkan apa-apa karena api dengan cepat menjalar. Saya panik karena anak saya berada di dalam rumah. Tidak ada barang yang bisa diselamatkan, semua berkas penting hangus terbakar," kata Yuni, Kamis (18/6).
Yuni bilang, barang di dalam rumah yang habis terbakar berupa kulkas, televisi, mesin cuci, pemanas nasi, dan lain lain. ”Itu barang kreditan yang dibayar Rp 10 ribu per minggunya," jelas Yuni.
Yuni mengaku memerlukan pakaian dan juga susu untuk anaknya. Saat ini yang tersisa hanya baju yang menempel di badan saja.
Menurut keterangan warga sekitar, sempat terjadi beberapa kali ledakan. Saat bocah 10 tahun itu keluar dengan menggendong adiknya sambil menangis, dia menunjuk ke arah kilometer listrik.
"Api muncul dari kilometer listrik bukan dari arah belakang atau dapur. Kemungkinan karena korsleting lalu api menjalar, apalagi bangunan dari kayu sehingga api dengan cepat menjalar," ungkap warga sekitar yang saat itu berada di lokasi kejadian.
Saat ini Yuni dan keluarga memutuskan untuk tidak menghidupkan listrik selama satu hari. "Saya khawatir kalau ada apa-apa lagi, biar netral dulu selama satu hari baru dihidupkan kembali. Dan beruntungnya waktu kejadian itu Anggi pintar menyelamatkan adiknya yang masih bayi," kata Yuni.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kotim Rihel menyebutkan, armada pemadam kebakaran tidak bisa masuk untuk menjangkau lokasi karena jalan sempit.
”Jadi kita dibantu balakar swadaya warga yang mampu menjangkau lokasi kejadian," kata Rihel.
Ada dua unit mobil pemadam kebakaran yang diturunkan, serta mobil swadaya dua unit. Pemadaman dibantu juga oleh warga sekitar sehingga api dengan cepat dipadamkan. "Untuk penyebab kebakaran belum diketahui," tandas Rihel.
Beberapa saat usai kejadian, kepolisian mendatangi yang bersangkutan untuk dimintai keterangan. Dari keterangan itu didapat bahwa kurang lebih kerugian materiil dari kebakaran ini yaitu Rp 60 juta. (dia/yit)